Mohon tunggu...
Danu Aditya
Danu Aditya Mohon Tunggu... -

Seorang manusia yang haus akan informasi yang bersifat netral....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anak Nakal? Mungkin Itu Tanda Gangguan Kejiwaan

2 April 2017   20:41 Diperbarui: 4 April 2017   15:18 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringkasan:

1. Kenakalan anak dan remaja dapat merupakan suatu gangguan kejiwaan terutama jika berlangsung terus menerus.

2. Pengenalan tanda-tanda sejak dini adalah penting untuk mencegah perburukan dari perilaku.

3. Apabila tidak mampu mengatasi, anak dapat dibawa ke psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

4. Penanganan yang tidak adekuat dapat memperburuk gangguan kejiwaan yang ada.

Akhir-akhir ini, kita dihebohkan oleh peristiwa tewasnya seorang murid Sekolah Menengah Atas di asrama sekolah. Tersangka kasus tidak lain dan tidak bukan adalah salah seorang murid sekolah menengah atas di tempat tersebut. Hal ini tentu saja mencengangkan banyak pihak di Indonesia. Tentu saja, tidak satu orang pun yang mau anaknya menjadi korban maupun pelaku dalam kasus tersebut.

Kejadian kriminal (seperti pembunuhan) biasanya tidak muncul mendadak, namun disertai oleh faktor risiko (sehingga lebih rentan) dan faktor pencetus. Dalam kasus pembunuhan di atas, faktor korban lebih tepat digolongkan dalam faktor pencetus. Keberadaan perilaku-perilaku tertentu yang mendahului kejadian kriminal yang berat dapat menjadi tanda untuk ditindaklanjuti. Walaupun demikian, perilaku yang muncul biasanya melibatkan lebih dari satu faktor mulai dari genetik dan neurologis (saraf otak), keluarga dan lingkungan.

Kejadian pembunuhan pada kasus sudah termasuk dalam salah satu gejala gangguan kepribadian anti-sosial. Salah satu tanda dari gangguan kepribadian anti-sosial adalah gagal mengikuti normal sosial (perilaku berisiko untuk ditahan), licik (menipu, manipulatif dsb), impulsivitas (tidak dapat menahan diri), iritabilitas dan agresivitas, tidak mempertimbangkan keselamatan, tidak bertanggung jawab dan kurangnya rasa bersalah (dapat mengabaikan atau membuat alasan). Gangguan kepribadian anti-sosial harus diawali dengan riwayat conduct disorder (CD) sebelumnya dan dimulai saat anak-anak atau remaja awal dan berlangsung hingga dewasa.

Sebelum gangguan kepribadian anti-sosial, gejala yang dapat diamati adalah gejala dari conduct disorder (CD). CD didefinisikan sebagai gangguan perilaku disruptif anak dan remaja serta ditandai pelanggaran persisten hak orang lain atau norma/aturan masyarakat. Gejala yang dapat dilihat antara lain kejam terhadap orang lain atau binatang, senang membuat masalah dan tidak memiliki rasa empati atau kasihan dengan makhluk yang disakiti. Gejala CD lain yang dapat diamati adalah sering mengancam, sering berbohong, sering menekan atau mengintimidasi teman dan orang lain, sering memulai perkelahian fisik, berperilaku kejam atau menyakiti orang lain bahkan hewan, mencuri, sering memanfaatkan orang lain dengan tujuan mendapat keuntungan, sering kabur dari rumah, sering keluar rumah tanpa tujuan yang jelas (nongkrong) dan sering membolos dari sekolah.

Gejala yang dapat diamati lebih awal dari hal di atas adalah oppositional defiant disorder (ODD) yang dicirikan dengan pola berulang ketidaktaatan, perilaku bermusuhan, menantang figur otoritas tanpa terlalu jauh melanggar hak orang lain. Gejala ODD dapat terlihat sebelum usia 8 tahun. Perilaku ODD yang dapat diamati antara lain sering marah-marah, argumentatif terhadap orang dewasa, penolakan terhadap aturan, sengaja menjengkelkan orang lain, menyalahkan orang lain, sensitif dan mudah jengkel, marah, benci, pendendam, agresif terhadap teman sebaya dan kesulitan mepertahankan persahabatan.

ADHD, yang lengkapnya adalah Attention Deficit/Hyperactivity Disorder, merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas. ADHD sendiri dapat diterlihat sebelum usia 7 tahun. Gejala ADHD dapat dikelompokan dalam tiga kelompok, yaitu inatensitas (sulit konsentrasi/memusatkan perhatian, berupa mudah terganggu perhatiannya, tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara dsb.), hiperaktivitas (selalu bergerak, sering gelisah, sulit untuk tenang dalam jangka lama, dsb.) dan impulsivitas (sukar menunggu giliran). Pada ADHD, gejala tersebut muncul sekurangnya enam bulan pada lebih dari 1 situasi (misal rumah dan sekolah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun