Di kota tua, di negeri pereka kisah romansa
Rambut emas berkibar bak ombak-ombak kecil yang sedang bercanda
Bola-bola senja memandikan tubuhnya hingga bercahaya
Sepasang tangan putih terulur, suara bariton memecah udara,
"Allons-y, Mon Cher"
Lesung menyembul di pipi yang merona
Senyumnya sehangat cappuccino di dalam cangkir keramik hijau tua
Tangan eksotis berkuku merah ceri menyambutnya,
"Je ne peux parler Francais"
Namun aku ikut denganmu menyusuri kota cinta
Dewa Cupid menarik busur dan melepas anak panah
Menusuk jantung perempuan benua tropika dan laki-laki Eropa
Di tepi Sungai Seine,
hikayat Venus dan Mars terulang kembali
Dua permata  kembar biru menatap lembut dua batu topaz mungil cokelat muda
Angin musim panas mengembuskan aroma maskulin,
bersatu dengan wangi peony semanis vanilla
Musisi jalanan memainkan melodi gitar klasik dan violin
"Dansons, Ma Cherie?"
Je ne peux parler Francais
Namun biarkan kupu-kupu di hati ini terus menari-nari
Lautan biru teduh di sorot matanya,
membius sekujur tubuh dan lidah pun kelu
Tangan kokoh menggenggam jemari mungil,
melingkari satu pinggang yang kecil
"Je t'aime"
Kecupan semanis anggur menyapa bibir merah muda
Burung-burung merpati mengepakkan sayapnya
 Je ne peux parler Francais
Namun biarkan cinta yang menjadi bahasa
Je ne peux parler Francais
Namun biarkan asmara kita menggelora
Je ne peux parler Francais
Namun dunia adalah tentang kita
Je ne peux parler Francais
Senja akan berlalu, namun mimpi kita tetap selamanya
Paris, 2019
***
Je ne peux parler Francais =Â Aku tak bisa berbahasa Perancis
Allons-y, Mon Cher = Â Mari pergi, Sayang
Dansons, Ma Chrie = Â Ayo menari, Sayangku
Je t'aime = Aku mencintaimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H