[caption caption="Para penantang Ahok/tempochannel.com"][/caption]
Ini adalah tulisan yang serius, khususnya bagi mereka yang ingin bertarung memperebutkan kursi DKI 1 (walau pun saya menulisnya tidak dalam keadaan yang serius). Saya akan menyampaikan beberapa strategi agar dapat mengalahkan Ahok dalam pilkada 2017 yang akan datang.
Ahok memang selalu punya peluru untuk mengcounter setiap pernyataan dari pesaingnya. Misalnya, ketika Haji Lulung berkomentar tentang tindakan Ahok yang ingin menggusur penghuni liar Kalijodo, Ahok dengan santai bilang sebaiknya Lulung memperhatikan pajak Lamborghini-nya yang sampai saat ini belum dibayar-bayar juga. Ketika Adhyaksa Dault mengatakan elektabiltas Ahok hanya 43,25%, Ahok dengan entengnya bilang elektabiltas Adhyaksa Dault berapa persen ya?Â
Dan ini pernyataan dari Sandiaga Uno, seperti yang saya kutip dari Detik.com
"Isu soal ekonomi, lapangan pekerjaan, dan harga-harga. Pemerintah enggak hadir sama sekali. Pemerintah bisa dibilang berpaling muka dari golongan yang membutuhkan lapangan kerja dan stabilnya harga-harga," kata Sandiaga.
dan dijawab Ahok,
"Jadi saya katakan ini akan menguntungkan warga DKI untuk mendengar, melihat yang disampaikan mereka itu masuk akal nggak? Apa cuma ngomong doang apa masuk akal? Nah ini menarik," kata Ahok di Balai Kota.
Dengan Yusril sang Kompasianer pun Ahok dengan santai mengatakan bahwa bukan dirinya yang ingin menjadi Presiden nantinya, tetapi Yusril sendiri yang ngebet pingin menjadi Presiden.
Nah, lihatkan betapa Ahok dapat meng-counter setiap pernyataan dari pesaing-pesaingnya. Lalu tentu Anda bertanya bagaimana membungkam bacot Ahok sehingga Ahoknya menjadi tidak berkutik.Â
Ini senjata untuk membungkam Ahok.
1. Isu Rumah Sakit Sumber Waras
Ini adalah isu yang paling top markotop. Selalu tunjukkan hasil audit dari BPK untuk menghantam Ahok. Terus menerus saja mengkomentari bahwa Ahok telah memark-up pembelian Rumah Sakit Sumber Waras. Tekankan juga bahwa NJOP RS Sumber Waras tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Beritakan terus di media sehingga di otak publik sudah tertanam sebuah opini bahwa Ahok telah melakukan 'korupsi' atas pembelian lahan di RS Sumber Waras. Dan saya setuju jika Lulung terus menyalahkan Ahok bahwa DPRD DKI tidak pernah menyetujui pembelian Lahan RS Sumber Waras tetapi DPRD hanya menyetujui pembelian BANGUNAN RS sumber Waras. Camkan itu!Â
Dan jangan lupa selalu menyambangi KPK untuk mempertanyakan proses dari aduan DPRD DKI mengenai pembelian RS Sumber Waras ini. Jangan hanya 2 minggu sekali menyambangi KPK kalau perlu setiap minggu. Kalau memungkinkan bahkan setiap hari juga gak apa-apa. Toh selama ini DPRD DKI juga tidak punya ada yang perlu dikerjakan.
2. Isu Pelanggaran HAM
Nah ini juga bisa menjadi senjata buat menghantam Ahok. Gulirkan tentang pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan Ahok selama menggusur penghuni Kampung Pulo, Waduk Ria-rio dan yang terakhir penghuni Kalijodo.Â
Jangan lupa tekankan bahwa Ahok telah melakukan kekerasan dalam setiap kali melakukan penggusuran. dan jangan hiraukan atau abaikan bahwa setiap kali penggusuran Ahok telah menyediakan rusun bagi warga yang digusurnya. Sekali lagi abaikan itu.Â
Dan juga tampilkan warga-warga dengan mimik yang teraniaya sesuai dengan arahan dari pengacara sekaliber Razman. Saya yakin anda akan sukses mengalahkan Ahok. Sertai juga ancaman-ancaman yang membuat Ahok keder, seperti akan mengadukan perbuatan Ahok ke Mahkamah HAM Internasional.
3. Jangan Berikan KTP Anda ke Ahok
Ini adalah yang terakhir, nanti kalau kepanjangan anda akan bosan membacanya (padahal saya yakin anda hanya membaca paragraf yang pertama dan terakhir setelah itu langsung diclose). Jangan sekali-kali memberikan KTP anda kepada Ahok. Sekali-kali jangan. Karena kalau anda memberikan KTP anda kepada Ahok, terus anda mau pakai KTP siapa? (becanda)
Dengan tidak memberikan KTP anda kepada Ahok, maka syarat Ahok untuk maju secara independent tidak akan terpenuhi. Kalau tidak terpenuhi Ahok tentu tidak bisa mencalonkan diri menjadi gubernur DKI kembali. (Walau pun sudah ada parpol yang siap untuk mengusung Ahok, itu diabaikan saja).
Dan ini yang paling penting sebagai penutup cerita ini. Saya peringatkan sekali lagi untuk tidak memberikan KTP anda kepada Ahok. Khususnya bagi mereka yang tidak ber-KTP DKI Jakarta. Percuma! Walau pun anda telah mengumpulkan sampai sejuta KTP-pun tetap tidak akan diakui. Percuma khan?
Salam
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H