Mohon tunggu...
Daniel Setiawan
Daniel Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang karyawan swasta

Segala Sesuatu Ada Masanya, Ikhlas dalam Menjalaninya disertai dengan Pengucapan Syukur.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kendala Konversi BBM ke BBG

28 Agustus 2014   14:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:18 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelangkaan BBM bersubsidi akhir-akhir ini kembali membuat pusing pemerintah maupun rakyat yang mengkonsumsi BBM. Bagi pemerintah pembatasan BBM bersubsidi merupakan langkah satu-satunya untuk menghemat BBM bersubsidi agar bisa terpenuhi quota BBM bersubsidi sampai akhir tahun ini. Sedangkan bagi rakyat, hal ini tentu sangat menyiksa sekali. Untuk mendapatkan  premium di luar SPBU, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang melebihi harga premium non-subsidi. Kalau begini, apa bedanya BBM bersubsidi atau pun BBM non-subsidi saat ini? Demi agar kendaraan pribadi bisa dipakai, masyarakat tidak segan-segan untuk membeli premium walaupun harganya sudah melebihi harga non-subsidi. Apa boleh buat, kata masyarakat.

Melihat kelangkaan BBM bersubsidi saat ini, wacana konversi dari BBM bersubsidi ke BBG kembali mencuat. Supaya tiap tahun masyarakat tidak disuguhi kelangkaan BBM bersubsidi, maka konversi dari BBM ke BBG perlu digalakkan lagi oleh pemerintah.

Mengapa wacana konversi BBM ke BBG selama ini terkesan hanya jalan di tempat? Baru ribut dibicarakan ketika terjadi kelangkaan BBM bersubsidi, dan akan lenyap tak berbekas ketika BBM bersubsidi dengan lancar diperoleh.

Kendala Konversi BBM ke BBG

Ada beberapa kendala yang dihadapi konversi BBM ke BBG, yaitu:

1. Tempat Pengisian BBG Masih Terbatas

Tempat-tempat pengisian BBG saat ini terbatas sekali, tidak seperti SPBU-SPBU yang lokasinya saling berdekatan. Karena terbatasnya tempat-tempat pengisian BBG inilah yang membuat masyarakat ogah berpindah ke BBG, apalagi untuk kendaraan-kendaraan pribadi.

Mengapa investor terlihat segan untuk membangun tempat-tempat pengisian BBG ini? Bagi para investor segi keuntungan adalah hal yang paling utama. Untuk apa menginvestasikan sesuatu yang nyata-nyata akan merugi? Harga jual BBG yang terlampau rendah juga menjadi faktor enggannya investor menanamkan investasinya di bidang ini. Sampai kapan investasinya akan break event point?

Dan juga lokasi-lokasi pengisian BBG saat ini, bukanlah pada tempat yang strategis. Sehingga stasiun pengisian BBG saat ini kelihatannya masih sepi dari pengunjung. Hal ini membuat para investor tambah enggan untuk berinvestasi di bidang ini.

Salah satu dorongan agar stasiun pengisian BBG memasyarakat adalah dengan mensyaratkan kepada pengusaha SPBU untuk menyediakan 1 dispenser BBG untuk tiap SPBU yang dibangunnya. Dengan demikian agar masyarakat lebih mudah untuk memperoleh BBG.

2. Harga BBM Subsidi dan BBG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun