Kebijakan pemerintahan Jokowi untuk mengurangi subsidi BBM menuai kecaman dari berbagai pihak. Bukan saja dari partai di luar Koalisi Indonesia Hebat, malahan dari politisi PDIP itu sendiri. Tentu saja semua pembaca Kompasiana tahu siapa yang paling getol menentang pengurangan subsidi BBM ini. Ya, Reike Dyah Pitaloka. Walaupun sudah jelas-sejelasnya perintah dari Ketua Umum PDIP bahwa semua kader partai harus mendukung kebijakan pemerintahan Jokowi termasuk rencana pengurangan subsidi BBM ini. Tetap saja si 'Oneng' ini menentang kebijakan ini.
Jika memang tidak menyetujui pengurangan subsidi BBM ini, alangkah baiknya jika Rieke tutup mulut saja. Tidak perlu ngomong kesana-kemari, sehingga menyebabkan penilaian massa bahwa Koalisi Indonesia Hebat tidak kompak. Bagaimana mau mengurus negara, jika di dalam koalisi saja sudah tidak ada keseragaman.
Alasan Rieke menentang kebijakan pengurangan subsidi BBM ini, karena kebijakan ini akan berdampak langsung terhadap rakyat miskin. Di mana harga-harga komoditi pangan akan naik secara signifikan. Sedangkan daya beli rakyat miskin tersebut sudah begitu rendahnya, sehingga dengan kenaikan harga komoditi pangan akan menambah kesengsaraan rakyat miskin.
Dan menurut saya, bahwa apa yang dilakukan oleh Rieke maupun Effendi Simbolon pada dasarnya hanya ingin mencapai tujuan jangka pendek saja, tanpa memikirkan generasi-generasi berikutnya. Dan hal itu saya kira sangatlah egois. Karena warga negara Indonesia tidaklah terputus sampai pada generasi ini saja, tetapi masih ada generasi-generasi berikutnya yang perlu hidup dalam berkecukupan tanpa dibebani oleh hutang negara pada saat ini. Dan mereka juga perlu menikmati sumber alam Indonesia tentunya.
Dengan langkah pemerintah mengurangi subsidi BBM adalah harapan kita bahwa dengan pengurangan subsidi ini akan tercipta hal-hal sebagai berikut ini :
1. Infrastruktur
Setelah pemerintah mengurangi subsidi BBM, maka subsidi yang ada diharapkan dapat meningkatkan infrastuktur yang mana kita bahwa infrastruktur saat ini sangatlah tidak mendukung. Sehingga hasil bumi maupun hasil tangkapan laut tidak dapat segera dipasarkan, karena terkendala insfrastruktur tersebut tadi. Jalanan rusak parah, sehingga menyebabkan macet di mana-mana. Hasil bumi dan tangkapan laut harus berhari-hari sampai di tujuan.
Dengan adanya pengurangan subsidi BBM, kita mengharapkan infrastruktur dapat dibenahi, sehingga hasil bumi maupun tangkapan laut dapat lebih cepat sampai di tujuan. Hal ini juga untuk mengurangi kerugian para petani dan nelayan. Dan efeknya adalah hasil bumi dan tangkapan laut dapat dijual lebih murah.
2. Subsidi Angkutan Umum
Dengan dikuranginya subsidi BBM, tentu saja kita berharap subsidi tersebut juga dialokasikan kepada angkutan umum. Armada-armada angkutan umum dipermudah untuk perolehannya serta diberikan subsidi perawatannya. Hal ini diperlukan agar armada-armada angkutan umum dapat terus terawat sehingga akan menarik perhatian masyarakat untuk tetap menggunakan angkutan umum. Tentu saja, subsidi juga diperuntukkan bagi penumpang angkutan umum ini, seperti yang telah diterapkan pada PT. KAI.
3. Kurangi Kemacetan