Dan disinilah susahnya kalo harus berurusan dengan orang yang (maaf) "tidak jelas". Istilah "orang tidak jelas" ini disampaikan oleh orang yang kenal dengan beliau, yang saya temui di penjelasan selanjutnya.Â
Sejak pertama kali saya SMS dan telepon untuk mengajak bertemu dengan beliau ( sebut saja Pak Y), jawaban beliau hanya di sekitaran " iya pak, nanti saya hubungi", "saya sedang ada meeting, nanti saya hubungi", "nanti kalo saya sudah siap, saya hubungi", dan semacamnya.Â
Bahkan sempat saya sudah agak emosi dan meminta kejelasan kapan bisa janjian untuk bertemu dan dimana, malah si Pak Y ini yang marah-marah dan mengatakan: " saya ketua (salah satu profesi) di jakarta utara, Bapak jangan macam-macam".Â
Usaha untuk mebuat janji bertemu tersebut saya usahakan sampai hampir 3 minggu, sampai akhirnya saya berusaha meminta tolong istrinya untuk mengajak pak Y janjian bertemu.Â
Saya diberikan alamat apartemen pak Y dan disuruh untuk menemui di sana. Tetapi lagi-lagi 3 x saya kesana, 3 x juga saya tidak bisa bertemu pak Y, ketika saya SMS/telpon jawabannya seperti sebelumnya, " nanti ya", dan semacamnya.
Bahkan sejak ke Apartemen itu pertama kalinya saya sudah sampaikan ke pak Y untuk menitipkan STNK saya di security saja kalo memang sibuk, nanti saya tukar di situ. Tetapi hasilnya NIHIL.
Disitulah keluar penjelasan dari yang kenal dengan pak Y, " susah pak kalo berurusan dengan orang yang tidak jelas".Â
Cukup aneh memang kok malah saya yang aktif mengejar-ngejar dan berinisiatif untuk menukar STNK kami ini. STNK yang mau saya ambil hanyalah STNK motor yang mungkin nilai motornya tidak lebih dari 3 juta, dan STNK pak Y yang saya pegang adalah STNK Mobil yang mungkin nilainya masih puluhan juta. Pun untuk mengurus STNK hilang di polisi antara STNK motor dengan STNK mobil juga pasti biayanya jauh berbeda.Â
Sampai akhirnya tanggal 16 Desember 2013 saya sekali lagi memastikan ke pak Y, sebenarnya STNK saya ada dimana, kapan bisa diambil atau kalo memang sudah hilang saya anggap bahwa kita sama-sama sudah kehilangan STNK jadi biar sama-sama mulai mengurus ke polisi.Â
Saat itulah pak Y baru memberi tahu bahwa STNK saya posisinya tidak sama dia, tapi dipegang oleh (katanya karyawannya) di bagian lain kota Jakarta.Â
Keesokan harinya tanggal 17 Desember 2013, saya putuskan untuk meminta alamat lengkap sang karyawan yang memegang STNK itu dan saya datangi alamat tersebut untuk mengambil dan menukar STNKnya.