Plong, langsung diputuskan makan saja di PKL.
Begitu sampai di lokasi PKL, temen saya ingin makan sate, dan sayapun akhirnya ikut juga. Saya membeli sate ayam dan dia membeli sate kambing.Â
Setelah menunggu 10 menitan akhirnya sate terhidang. Dan disinilah permasalahan itu terjadi. Ternyata sate ayam yang saya pesan banyak yang tidak mateng, masih banyak daging ayamnya yang berwarna merah, terutama dibagian pangkal tusukan satenya.Â
Sepertinya karena banyaknya pembeli yang mengantri menjadikan sang penjual terburu-buru dalam memasak satenya. Padahal saya adalah orang yang paling anti dengan dengan daging yang belum masak, Â tapi karena udah dihidangkan dan saya tahunya setelah diaduk-aduk dan dimakan, jadinya tidak bisa dikembalikan lagi.
Saya hanya bisa memakan daging sate yang di bagian ujung. Jadi dari 10 tusuk sate yang dalam satu tusuk ada 4 potongan daging, hanya potongan 1, 2, dan sebagian besar potongan 3 yang saya makan. Potongan yang berada di pangkalnya saya tinggalkan.Â
Mungkin penjualnya akan heran pas mencuci piringnya nanti,
"ini orang lagi diet atau lagi menerapkan ajian apa ya, kok daging yang di pangkal gak ada yang dimakan".
Nah itulah pengalaman makan siang saya dengan sate ayam mentahnya... tidak lagi-lagi makan disitu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H