Iklan dengan gaya Culture Jamming itu sebenarnya ingin memberikan pengertian bahwa kehidupan yang sebenarnya dijalani, jauh berbeda dengan kehidupan yang terjadi pada tokoh Barbie. Realitas yang ada menunjukan bahwa setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda dan sebuah kecantikan tidak dapat dipatok dengan satu objek saja. Cantik merupakan hal yang relatif dan tidak ada satu orang pun yang memiliki kesempurnaan. Iklan Jamming di atas diciptakan untuk meredakan keresahan soal standar kecantikan serta untuk meyakinkan bahwa pandangan yang selama ini masyarakat pahami salah.
Lewat penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kehadiran Culture Jamming sebenarnya merupakan sebuah cara untuk mengubah cara pandang yang dominan. Melalui Culture Jamming akhirnya masyarakat lebih menyadari konsep lain dibalik suatu tren atau budaya yang ada.
Daftar Pustaka :
Barker,  C.,  Jane,  E.A.  (2016).  Cultural  Studies:  Theories  and  Practices.  Sage Publications.
Putri, L. A. (2011). Cultural Jamming Versus Popular Culture. Jurnal Ilmu Komunikasi. 8(1) : 17-33.
Rujito, E. & Kurnia, N. I. (2012). Boneka Barbie: Antara Etos Kemandirian dan Budaya Materialis. Majalah Ilmiah Pembelajaran. 2 : 86-97.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H