Dari pengamatan dan juga pengalaman penulis, maka ketika pendapatan naik ternyata di akhir bulan juga uang habis dan tidak ada yang bisa ditabung, karena pendapatan naik maka pengeluaran juga ikutan naik.
Berarti memang tidak bisa menabung? Bukan itu masalahnya, karena yang naik dari pengeluaran seringkali bukannya kebutuhan tetapi keinginan kita.
Ketika dulu pendapatan masih belum seberapa, sesekali makan hanya di warung makan nasi biasa, tetapi ketika pendapatan naik maka sekarang makannya di kafe atau restoran yang harganya lumayan mahal.
Contoh lainnya, dulu membawa bekal ke kantor untuk makan siang, tetapi ketika gaji atau pendapatan naik, maka tidak hanya malam saja, tetapi makan siang juga harus di resto yang berkelas.
Tentu saja tidak akan bisa menabung, jika mindset pengeluaran yang dianut seperti contoh di atas. Bahkan jika naik gaji sampai lima kali lipat juga jika mindset pengeluaran seperti itu tentu tidak akan bisa menabung.
Menyisihkan di awal dari gaji atau pendapatan yang kita dapat, bahkan sebelum kita memotongnya untuk pengeluaran, merupakan mindset awal yang perlu dibangun.
Mulailah dari hal yang kecil atau sedikit, tetapi lakukan dengan setia dan konsisten, sambil kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit.Â
Mulailah menyisihkan 100 ribu/bulan dan disisihkan di awal untuk dimasukkan dalam tabungan. Â Jika dibagi dalam 30 hari maka sehari kira-kira hanya 3 ribu rupiah saja.
Nominal yang sama dengan kita bayar parkir kendaraan bukan? Jadi kalau alasan tidak bisa menabung, sebenarnya bukan karena uang habis tapi memang karena tidak berniat atau memprioritaskan hal itu.
Tulisan ini tidak bermaksud menggurui atau menegur siapapun yang membaca, karena ini juga menjadi refleksi penulis secara pribadi agar bisa terus konsisten untuk menabung.Â
11 Maret 2024
-dny-