Di atas penulis sudah memberikan contoh bahwa ternyata investasi itu dapat dimulai sejak dini atau masa anak-anak. Dengan kata lain, akan lebih mudah melakukannya ketika dewasa nantinya, karena sudah menjadi kebiasaan sejak kecil.
Ada 2 sikap yang sebenarnya mendasari komitmen seseorang untuk dapat melakukan investasi yaitu sikap menyisihkan atau menyisakan. Pilihan sikap tersebut akan menentukan apakah dia sebenarnya memiliki komitmen berinvestasi atau tidak.
Menyisihkan memiliki makna sama dengan memisahkan, dimana seseorang memulainya sejak awal dan bukan di akhir. Jadi ketika menerima misalnya uang gajian, maka langsung menyisihkan 10% dari uang gajian tersebut untuk dana investasi.
Berbeda dengan menyisakan, dimana ketika menerima uang gajian maka akan langsung digunakan untuk keperluan bulanan, seperti biaya hidup, makan, transportasi, cicilan dan lainnya. Ketika di akhir bulan, jangankan 10%, bisa-bisa 1% juga tidak bersisa.
Angka 10% itu bukan menjadi patokan, itu tergantung pada setiap orang, lebih baik lagi jika bisa lebih dari itu. Prinsipnya ialah memulai untuk menyisihkan, misal mau memulai dengan 1 % juga tidak masalah, yang penting membentuk kebiasaan dan mindsetnya terlebih dahulu.
Jika melakukan hitungan dengan angka misalnya seseorang yang memiliki gaji 1 juta rupiah, maka menyisihkan 1%-nya = Rp.10.000,- / bulan apakah sulit dan tidak mungkin? Jika ditambahkan misalnya 5% maka menjadi Rp.50.000/bulan, tentu akan lebih baik lagi dan makin berkembang nantinya.
Dalam tulisan ini, penulis hanya ingin mengubah mindset bahwa investasi itu bisa dilakukan siapa saja dengan cara menyisihkan dan bukan menyisakan. Satu kata kuncinya, butuh komitmen untuk dilakukan dan bukan alasan yang dikatakan.
Mulailah setia melakukan dari hal yang kecil, maka kita akan mendapatkan hal besar nantinya.
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H