"Buat hidup sebulan saja kembang kempis dan terkadang masih kurang bahkan tidak ada sisanya, apalagi diminta untuk menyisihkan dana buat ditabung atau diinvestasikan."Â
Pernyataan tersebut mungkin pernah didengar atau jangan-jangan pernah diucapkan oleh para pembaca. Tentu bukan hal yang salah, meski juga sebenarnya tidak sepenuhnya benar.
Investasi memang tidak menyenangkan di awalnya, karena hasilnya tidak akan langsung terlihat. Ibarat menanam pohon, maka tentu bentuk awalnya bukan langsung pohon besar, tetapi benih yang kecil.
Seringkali ketika kita mendengar kata investasi, maka mindset yang muncul adalah itu untuk mereka yang memiliki kelebihan uang dan bukan untuk orang yang penghasilannya pas-pasan atau habis untuk biaya hidup sebulan.
Padahal, untuk melakukan investasi itu tidak melihat besar kecilnya penghasilan seseorang. Setiap kita dapat berinvestasi, asalkan memiliki komiten untuk melakukannya.
Jika ada yang berkata, wah saya sudah berkeluarga dan kebutuhan untuk istri maupun anak juga banyak, mana cukup jika untuk melakukan investasi lagi? Mungkin artikel ini tidak berguna untuk anda, dan lebih baik tidak usah melanjutkan membacanya karena akan membuang waktu anda.
Mulai Sejak Dini
Wah ternyata masih melanjutkan untuk membaca artikel ini ya? Berarti saya asumsikan ada niat dari pembaca untuk memulai melakukan investasi.
Apakah harus mereka yang sudah punya pekerjaan baru dapat berinvestasi? Ternyata tidak juga, karena dapat dimulai sejak dini, artinya sejak masih anak-anak atau sejak berada di bangku sekolah.
Ketika kita kecil, pasti mendapat uang jajan dan biasanya orang tua selalu memberi nasihat, ingat untuk ditabung jangan dihabiskan. Nah, prinsip investasi juga hampir sama seperti dengan menabung, meski juga ada perbedaannya.
Ketika mendapat uang jajan dan ada sisanya maka baru sisa uang itu yang ditabung. Akan tetapi, jika seorang anak memiliki komitmen menabung maka dia tentu akan menyisihkan dahulu dan baru sisanya digunakan untuk jajan.
Jika hal ini dimulai sejak dini dan belajar dengan uang jajan hasil pemberian orang tuanya, maka dikemudian hari ketika sudah bekerja hal investasi tidak lagi menjadi sebuah beban tetapi sudah menjadi kebiasaan.