Penulis sendiri di awal dahulu berkenalan dengan saham, sering melakukan trading harian yaitu beli pagi dan jual sore. Setelah beberapa waktu, kemudian penulis menyadari yang terjadi bukannya portofolio naik tapi ternyata malah berkurang.
Selain itu, penulis juga sangat jarang mendapat keuntungan maksimal yang sering malah kerugian. Hal ini karena menahan saham paling lama seminggu atau maksimal sebulan saham.
Ketika penulis merubah cara berpikir bahwa saham adalah untuk investasi, maka dengan dana tersisa yang masih ada penulis lalu mempelajari sedikit tentang perusahaan. Salah satu contohnya, apakah labanya bertumbuh, atau minimal harganya masih di bawah harga wajarnya.
Hanya dengan perubahan mindset bahwa yang tepat adalah investasi saham dan berusaha menguasai diri untuk tidak terburu-buru menjualnya maka penulis juga beberapa kali mendapat keuntungan maksimal, walau nominalnya masih kecil. Namun bukankah mendapat hal besar dimulai dengan hasil yang kecil dahulu?
Investasi saham akan membuat kita memperpanjang waktu menahan saham perusahaan yang kita miliki. Lagipula ketika kita membeli sebuah saham, bukankah paling tidak kita pernah mendengar atau mengetahui perusahaan atau produknya, sehingga kitapun akan menjaga uang kita dan tidak bermain-main dengan dana yang dimiliki.
Tulisan ini hanyalah coretan tidak penting dari investor pemula yang sedang belajar berinvestasi. Paling tidak penulis sudah berani mencoba untuk mempraktekkan berinvestasi, walau kadang masih mengalami kerugian. Ibaratnya, kalaupun kita jatuh, khan tidak sampai tergeletak tapi bangkit lagi dan belajar dari pengalaman tersebut.
27 Desember 2021
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H