Disinilah peran pemimpin untuk konsisten dalam melakukan evaluasi dari setiap kebijakan yang diambilnya, dan tidak menganggap semua kebijakannya pasti sudah benar dan tidak perlu ada evaluasi. Ketika hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan, maka diperlukan kerendahan hati yang merupakan sikap seorang pelayan untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi bawahan tersebut.
Jika dalam suatu organisasi, baik pemimpin maupun bawahan menyadari fungsi dan perannya masing-masing, maka kemungkinan besar roda organisasi tersebut akan cepat sampai pada tujuan yang diharapkan. Jadi bukan masanya lagi untuk melihat statusnya, tetapi sudah pada fungsi dan kompetensi yang dimiliki.
Hal penting lainnya dalam menjadi pemimpin yang melayani adalah membuat suasana nyaman dan rasa memiliki dalam organisasi yang dipimpinnya. Ibaratnya jika yang muncul adalah suasana nyaman dan rasa memiliki, maka para pekerja atau bawahan akan bebas mengungkapkan pendapatnya untuk kemajuan organisasinya, karena kesejahteraan organisasi adalah kesejahteraan pribadi mereka juga.Â
Jadi bukan memilih menjadi pemimpin atau pelayan, tetapi justru mengkombinasikan keduanya yaitu statusnya sebagai pemimpin dan pekerjaannya melayani.Â
20 Oktober 2021
-dny-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI