Istilah I don't like monday, pasti kita sering dengar ketika hari minggu hampir berakhir. Padahal hari senin itu merupakan hari yang sama dengan hari selasa, rabu bahkan sampai hari minggu.
I don't like monday memang kesannya hanya sebatas ungkapan, tapi jika ditelusuri lebih dalam mungkin karena pengaruh mindset dari sebagian orang. Hal ini karena dalam pikiran mereka, hari senin pasti lebih berat karena memulai kembali aktivitas setelah selesainya hari libur atau weekend.
Selain istilah ini, sebenarnya juga ada istilah lain yang mempertentangkannya, tentu dalam konteks yang positif. Istilah itu sering disingkat dengan TGIF kepanjangan dari Thanks God Is Friday.
Ibaratnya hari jumat menjadi lebih menyenangkan dibandingkan dengan hari senin, padahal jika dipikir bukankah setiap hari itu memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam/hari, lalu apa yang membedakannya?
Tulisan ini bukan bermaksud untuk memihak salah satu istilah tersebut dan bukan juga untuk menyetujuinya. Akan tetapi, merupakan refleksi bagi penulis pribadi ketika mencermati mengapa ketika hari jumat penulis bersemangat tapi berkurang semangatnya ketika menjelang senin tiba.
Apa yang sebagian orang tadi rasakan, sebenarnya itu juga yang penulis alami. Mungkin ada rekan pembaca yang berkata, "bagi saya kok semua hari sama saja", tentu sah-sah saja, karena memang setiap kita bebas memiliki pandangan pribadi.
Mengapa terkesan membedakan hari-hari tertentu, sebenarnya seperti dikatakan sebelumnya lebih kepada perasaan dan juga mindset. Bagi mereka yang bekerja dari selasa sampai minggu lalu senin libur, tentu akan berganti menjadi I like monday, karena di hari itulah mereka dapat kesempatan untuk beristirahat.
Dari hal itulah sebenarnya tidak bisa dipukul rata bahwa hari senin tidak disukai oleh banyak orang, karena memang tergantung pandangan atau mindset orang tersebut. Selain itu, juga ditentukan kapan waktu istirahat atau libur dari orang tersebut, karena tidak semua orang bekerja senin sampai sabtu.
Pengaruh mindset ini ternyata juga berdampak dalam pola kerja serta tindakan kita dalam keseharian. Sebagai contoh, ketika kita memulai hari senin maka pekerjaan kita seolah lebih berat 2 kali lipat dibandingkan ketika tiba hari jumat (atau mungkin itu hanya perasaan penulis saja).
Lepas dari apapun alasannya, setiap hari sebenarnya memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dan tidak ada yang memiliki waktu lebih atau kurang. Hal ini menegaskan bahwa seharusnya semua hari adalah sama, karena Tuhan menciptakan semua hari itu baik adanya.
Ketika kita menyadari hal ini, maka belajar untuk mengubah mindset tentu menjadi poin utama, agar kita tidak mudah dipengaruhi oleh mood atau perasaan kita. Tentu tidak mudah melakukannya, karena istilah ini sepertinya sudah mendarah daging dan menjadi kebiasaan.Meski demikian, bukan berarti hal ini tidak mungkin dilakukan, karena selama ada keinginan dan komitmen pasti bisa dilaksanakan.
 Salah satu cara yang mungkin bisa dicoba untuk dilakukan ialah mengerjakan sebagian tugas yang harusnya dikerjakan senin, diusahakan untuk dikerjakan justru di hari sabtu atau minggunya. Perlahan-lahan mengubah bahwa hari sabtu atau minggu yang biasanya untuk berlibur dan santai, kini justru diisi juga untuk mencicil pekerjaan yang harusnya dikerjakan hari senin.
Hal ini bukan berarti kita tidak memiliki hari libur dan malah menjadi workaholic atau gila kerja. Akan tetapi, ini adalah salah satu cara untuk mengubah kebiasaan dan khususnya mengubah mindset bahwa sabtu dan minggu hari santai, lalu hari senin itu hari yang berat, dan tidak disukai.Â
Tentu ini hanyalah salah satu cara untuk mengantisipasi "ketidaksukaan" menghadapi hari senin, padahal itu hanya soal mindset atau cara pandang kita saja. Ingatlah bahwa, mau hari senin, jumat atau hari apapun, semua hari diciptakan baik oleh Pencipta kita dan yang terutama marilah kita belajar menghitung hari demi hari dalam hidup kita, sehingga kita bisa bersyukur kepada-Nya dapat menjalani hari demi hari yang ada.
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H