Mohon tunggu...
Danny Prasetyo
Danny Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik ingin berbagi cerita

Menulis adalah buah karya dari sebuah ide

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Media Sosial Itu "Hanya" Media

7 Mei 2021   11:03 Diperbarui: 7 Mei 2021   11:13 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan ini. Meski demikian, dalam perjalanan mengarungi lautan kehidupan dalam berinteraksi secara langsung dengan sesama tentu ada gesekan atau konflik yang bisa terjadi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung (melalui sebuah media).

Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga sebenarnya adalah makhluk individu dimana tidak hanya soal berelasi dengan sesama manusia, namun juga bagaimana dapat mengaktualisasi dirinya. Hal ini sesuai dengan piramida dari Abraham Maslow bahwa hierarki tertinggi kebutuhan manusia adalah aktualisasi dirinya.

Dalam rangka memenuhi aktualisasi dirinya tersebut, kehadiran media sosial menjawab dan mampu memberikan hal tersebut bagi manusia. Hal ini adalah wajar, karena seperti tadi dijelaskan di awal bahwa selain sebagai makhluk sosial, manusia juga makhluk individu yang ingin agar apa yang dilakukan dapat bermanfaat bagi orang lain, atau minimal bagi diri sendiri.

Saya mengambil contoh diri sendiri saja (mungkin kompasianer akan berpikir wah ini sedang mengaktualisasi diri hehehe...) dengan media sosial yang saya miliki dan aktif selain Kompasiana adalah Facebook. Hal-hal yang saya posting dalam status biasanya berupa kalimat-kalimat inspirasi dan juga setahun terakhir belajar membuat video-video inspirasi singkat yang paling tidak bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi yang membaca atau menontonnya.

Apakah saya kemudian menjadi orang yang berbeda dalam dunia maya dan dunia nyata? Memang jawaban ini sebenarnya bukan kewenangan saya untuk menjawabnya, karena memang harus orang lain yang menilainya agar itu menjadi obyektif. Bagi saya pribadi, media sosial yang ada sekarang itu tetap hanyalah sebuah media atau pengantara saja untuk kita dapat berkomunikasi dengan orang lain.

Ketika dahulu belum muncul media sosial atau handphone belum menjadi suatu kebutuhan primer seperti saat ini, maka untuk berkomunikasi dengan sesama, saya menikmati komunikasi secara langsung. Salah satu contohnya, ketika saya janjian dengan teman-teman untuk makan di sebuah tempat makan atau kafe, maka kita benar-benar melakukan peran kita sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesama, sambil menunggu makanan pesanan kita datang. 

Media sosial yang sebenarnya hanyalah media itu, ternyata membawa revolusi atau perubahan yang sangat cepat dan mendasar dalam kehidupan. Jika saya melanjutkan contoh di atas saat menunggu makanan datang, maka masa sekarang semua orang tanpa terkecuali saya juga akan mengeluarkan gadget saya untuk sekedar mengecek status atau apakah ada yang chat saya, ibaratnya saya menjadi orang yang paling sibuk diantara mereka semua.

Kembali kepada tujuan utama dan awal kita sebagai makhluk sosial yaitu membutuhkan orang lain dan ingin berinteraksi dengan sesama, maka sebenarnya kitapun harus bijak dalam menggunakan media sosial. Ingatlah kalau media sosial hanyalah media, berarti media sosial hanya alat untuk mencapai tujuan  utama dan bukan tujuan itu sendiri. Ketika kita memahami hal ini, maka kita akan berbeda dalam menggunakan media media sosial kita ini.

Beberapa tips yang mungkin dapat dilakukan untuk kita dapat kembali kepada tujuan awal sebagai makhluk sosial diantaranya :

 1. Jadilah diri kita sendiri karena kepribadian media sosial kita tampak dalam status yang kita update. Kita mungkin bisa mengetahui isi hati atau pikiran seseorang dari status yang dia update melalui media sosial, karena apa yang diucapkan mulut (lisan) dan juga tulisan (status) itu muncul dari dalam hatinya.

2. Gunakan media sosial sebagai media atau alat untuk kita mencapai tujuan, misalnya untuk mencari teman yang lama tidak bertemu.

3. Taruhlah gadget serta hentikan interaksimu di dunia maya melalui media sosial jika kita sedang berinteraksi secara langsung di dunia nyata dengan rekan-rekan kita.

Kiranya sharing tulisan ini dapat mencerahkan kita dan mengembalikan tujuan awal kita sebagai manusia yang adalah makhluk sosial dan mengingatkan bahwa media sosial itu "hanyalah" sebuah media perantara saja.

7 Mei 2021

-dny-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun