Oleh karenanya persekutuan orang percaya dalam lingkup keluarga itulah awal dari gereja mula-mula. Hal ini seakan sedang diingatkan kembali kepada kita, bahwa gereja bukanlah gedungnya tetapi gereja adalah persekutuan orang-orang percaya yang beribadah kepada Tuhan, bahkan meskipun hanya 2 orang yaitu suami dan istri sebagai sebuah keluarga, maka itulah yang disebut gereja.
Pergeseran arti gereja yang seolah merujuk pada datang kepada suatu tempat atau gedung mungkin yang menyebabkan bagi sebagian orang yang namanya ibadah adalah pergi ke gedung gereja dan beribadah disana.Â
Padahal, esensi dari gereja itu bukan gedung atau tempatnya tetapi justru persekutuan orang-orang di dalamnya apakah benar-benar mengalami ibadah dan perjumpaan pribadi dengan Pencipta-Nya.Â
Dari situasi saat ini tentu sebenarnya kita kembali diingatkan bahwa ibadah itu tidak dibatasi oleh tempat atau bangunannya, karena ibadah itu adalah perjalanan rohani dan juga pengenalan serta persekutuan orang percaya kepada Pencipta-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Kiranya hal ini menjadi bagian refleksi bagi kita dalam merayakan hari raya Jumat Agung, karena kita sebenarnya tetap pergi ke gereja yaitu bersekutu dengan orang-orang percaya yang adalah keluarga kita sendiri.
Selamat memperingati Hari Jumat Agung
Jumat, 10 April 2020
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H