Pembelajaran online atau belajar di rumah sudah hampir setengah bulan lebih dilakukan oleh murid dan juga guru demi melanjutkan kegiatan belajar-mengajar dari yang tadinya di sekolah (baca: offline) menjadi pembelajaran online dan menggunakan teknologi.Â
Bukan hal yang sulit mungkin bagi murid-murid yang notabenenya mereka adalah digital native atau generasi digital untuk merubah pola pembelajaran dari dunia nyata menjadi dunia maya. Akan tetapi, hal sebaliknya berlaku bagi para guru yang tentu harus belajar ekstra keras untuk memutar otak yaitu bukan hanya bagaimana materi tersampaikan, tetapi juga metode belajar dengan teknologi seperti apa yang bisa dilakukan.
Pada awalnya mungkin terbersit pemikiran bahwa jangan-jangan memang kedepannya proses belajar-mengajar memang harus seperti ini, dimana guru tidak harus bertatap muka dengan siswa dalam kelas secara klasikal. Tentu hal tersebut bagi saya yang juga berprofesi sebagai seorang pendidik jika ditanyakan beberapa bulan lalu, maka saya pasti dengan yakin berkata hal itu masih amat lama.Â
Baca juga: Peran Guru dalam Mengoptimalisasi E-learning untuk Meningkatkan Literasi Peserta Didik
Namun dengan situasi yang saat ini sedang terjadi ternyata bayangan saya bahwa pembelajaran online baru akan terlaksana beberapa tahun ke depan tersebut, justru datang di saat yang tidak terprediksi baik itu oleh murid apalagi oleh guru itu sendiri.Â
Dalam perjalanan yang hampir sekitar 3 minggu pembelajaran online ini berlangsung, ternyata teknologi apapun itu (pertemuan daring, chat grup media sosial atau lainnya) ternyata tidak bisa menggantikan sosok fisik seorang guru. Jika dahulu murid selalu bertanya kapan libur karena mereka mungkin jenuh dengan mengikuti pembelajaran dari pagi hingga sore selama 5 hari atau bahkan ada yang 6 hari sekolah, maka bisa jadi yang terjadi saat ini mereka merindukan berangkat ke sekolah dalam artian secara nyata bukan melalui teknologi.Â
Baca juga: Peran Guru dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Peran sentral seorang guru juga meski dia mengajar melalui video dengan berbagai aplikasi (zoom, google meet, dll) nyatanya suasana yang terbangun bukan kondisi kelas seperti biasanya. Apalagi jika terkendala dengan jaringan internet, maka bisa jadi proses pembelajaran tidak akan efektif seperti jika di dalam kelas.Â
Teknologi memang diciptakan untuk melengkapi dan membantu manusia dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, namun bukan untuk menggantikannya. Baik murid maupun guru sebenarnya tetap butuh untuk pertemuan kelas secara nyata bukan hanya virtual atau lewat online. Akan tetapi, tentu hal tersebut tidak bisa dilakukan saat ini karena memang situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.Â
Baca juga:Â Transformasi Peran Guru dari Pengajar Menjadi Fasilitator
Melalui tulisan ini, penulis hanya ingin berbagi pemikiran bahwa sebagus apapun teknologi yang ada, keberadaan fisik seorang guru tetap dibutuhkan oleh murid dalam proses belajar-mengajar.Â