Ahok mantan gubernur DKI Jakarta yang beberapa waktu lalu baru saja menghirup udara bebas, memang sosok yang menarik untuk diikuti perjalanan kehidupannya. Setelah harus mendekam di hotel prodeo karena dianggap melakukan penistaan agama dan dihukum kurang lebih 2 tahun, sang gubernur yang sepak terjangnya menjadi momok menakutkan buat lawan politiknya akhirnya dinyatakan bebas murni
 Ada perubahan yang mungkin dialami setelah melakukan "retreat" di penjara sehingga Ahok tampil menjadi pribadi lebih tenang dan tidak meledak-ledak seperti sebelumnya.
Akan tetapi, perubahan yang paling mencolok ialah dirinya tidak ingin dipanggil lagi dengan nama Ahok, tetapi dengan nama Basuki Tjahaja Purnama atau disingkat BTP.Â
Tentu merupakan hal yang wajar seseorang tidak ingin dipanggil dengan sebutan tertentu, walau itu mungkin sudah melekat dalam dirinya, karena biasanya pasti ada alasan tertentu dan hal tersebut menjadi privasi dari yang bersangkutan.
Perubahan panggilan dari Ahok menjadi BTP, menjadi salah satu perubahan yang ingin dilakukan oleh pribadi yang pernah menjabat sebagai anggota legislatif maupun juga eksekutif ini.
Menjadi seorang Ahok, mungkin yang muncul dari benak beberapa orang adalah seorang yang tegas, lugas, meledak-ledak dan penuh dengan emosi untuk siap membela suatu kebenaran.
Menjadi seorang Ahok, berarti siap untuk memiliki musuh yang lebih banyak karena tidak suka dengan pribadinya yang jujur dan lurus. Seseorang yang ingin merubah namanya biasanya karena ingin adanya perubahan ke arah yang lebih baik dari nama yang dimiliki sebelumnya.
BTP sendiri sebenarnya bukanlah nama baru bagi Ahok, karena memang itulah nama aslinya, hanya karena sering diucapkan Ahok, maka bukan BTP yang terkenal tetapi Ahok.Â
Perjalanan kehidupan seorang Ahok yang sekarang ingin dipanggil menjadi BTP ini bahkan sampai dijadikan sebuah film yang ditonton ribuan masyarakat Indonesia (termasuk penulis sendiri sudah menontonnya) dengan judul A Man Called Ahok.
Untung saja kemunculan film tersebut saat BTP masih di penjara dan saat itu belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan untuk mengganti nama panggilannya menjadi BTP. Tentu agak aneh juga ketika menonton film A man called Ahok, tetapi yang bersangkutan justru tidak ingin dipanggil Ahok (tidak bisa judulnya diganti ditengah-tengah film sedang tayang di berbagai bioskop dan diganti menjadi A Man Called BTP :)
Perubahan nama Ahok menjadi BTP ini juga menandai fase baru dalam kehidupan seorang yang kini menjadi single parent dalam keluarganya karena perceraian dengan istrinya yatu Veronica. Adanya kabar tentang rencana pernikahan dengan seorang wanita yang sebelumnya juga menjabat sebagai ajudan dari istrinya yaitu Veronica memang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya, karena belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan.
Meski demikian, hal tersebut tentu menjadi ranah pribadi seorang BAsuki Tjahaja Purnama atau BTP ini untuk move on dan kembali melanjutkan hidupnya. Terbelahnya kelompok pro Ahok menikah lagi atau kontra Ahok menikah lagi tentu hal yang wajar bagi pendukungnya, namun demikian apa yang dilakukan Ahok atau BTP ini memang sepenuhnya adalah pilihan dirinya.
Seorang BTP bukanlah dewa dan hanya manusia biasa yang sama seperti kita dan tentu ingin memiliki kehidupan privasi dan pilihannya sendiri tanpa diatur oleh siapapun, apalagi oleh pendukungnya. Hal yang perlu kita tunggu adalah perubahan apalagi yang akan tampak dari seorang BTP?
Tentu tidak hanya berhenti sebatas perubahan nama saja dari Ahok menjadi BTP, tetapi juga ditunggu perubahan lainnya yang memang menjadi hal yang dinantikan oleh publik negeri ini, karena cukup langka untuk menemukan pemimpin yang tegas, jujur dan lurus seperti seorang Ahok eh salah BTP.Â
Salam Kompasiana
-dny-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H