Meski kalah 2-3, Barcelona akhirnya melaju ke final Liga Champions setelah dinihari tadi menyingkirkan ambisi Bayern Muenchen yang sekaligus juga ambisi mantan pelatih Barca Pep Guardiola, yang meletakkan fondasi permainan Barca hingga menjadi tim yang cukup disegani di Eropa bahkan dunia. Agregat pertandingan menjadi 5-3, karena di leg awal Barca mengalahkan Bayern dengan skor 3-0. Pertandingan semifinal tersebut tidak hanya adu gengsi antara tim dan pemain, tetapi juga adu gengsi dua pelatih muda yaitu Luis Enrique dan Pep Guardiola. Selain adu taktik permainan, tentu yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana kondisi pemain yang menerapkan taktik tersebut. Trisula Latino yaitu Lionel Messi (Argentina), Luis Suarez (Uruguay) dan Neymar (Brasil) seakan menjadi ancaman yang menakutkan bagi siapapun yang berhadapan dengan tim catalan ini. Meski ketiganya adalah bintang dan menjadi andalan di negaranya masing-masing, tetapi terbukti ketika mereka bekerja sama, hasilnya justru luar biasa dan diluar dugaan.
Dua gol dari Neymar dinihari tadi merupakan bukti nyata bagaimana trisula latino ini bahu-membahu menggempur pertahanan Bayern. Umpan Messi yang seharusnya dapat dimanfaatkan Suarez untuk mencetak gol, tetapi justru Suarez meneruskannya dan memberikan assist kepada Neymar sehingga terciptalah gol dan itu terulang pada gol kedua. Sungguh kerjasama yang luar biasa dari para pemain bintang tersebut dan menandakan inilah sepakbola tim bukan sepakbola individu. Setiap pemain berhak dan wajar jika ingin menjadi bintang di klubnya apalagi di ajang bergengsi seperti Liga Champions ini. Akan tetapi, trisula latino Barcelona ini membuktikan bahwa kolektivitas tim justru membuat kemenangan merupakan hal yang tinggal menunggu waktu.
Trisula latino ini tentu menjadi modal berharga bagi Barcelona menatap final Champions mendatang sembari menanti lawan mereka apakah Juventus atau justru akan terjadi El Classico yaitu pertemuan dengan Real Madrid ? Siapapun lawan Barca nanti, tentu mereka harus mewaspadai trisula maut ini jika tidak ingin mengulang kesalahan yang dilakukan oleh Bayern, dimana fokus utama tidak pada satu orang saja, tetapi terpecah menjadi 3 bagian, meski tidak dipungkiri bahwa pemain lainpun memiliki andil. Messi, Neymar dan Suarez yang merupakan andalan Amerika Latin justru menunjukkan kelasnya sebagai pemain-pemain terbaik yang mengalahkan pamor para jawara Eropa, karena kerjasama tim dan bukan hanya karena ego dan keinginan indivudu yang ingin terkenal. Seperti kata pepatah, sepakbola itu permainan tim, jika semua bintang berkumpul di satu tim dan semuanya ingin terkenal, maka tinggal tunggu waktu kehancuran bagi tim tersebut dan bukannya kejayaan.
13 Mei 2015
Danny Prasetyo