Mohon tunggu...
Danny Dwi Saputra
Danny Dwi Saputra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Departemen Tanah - Fakultas Pertanian - Universitas Brawijaya

Menulis konten tentang kegiatan kampus, resensi buku, pertanian, dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa dan Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Membantu Masyarakat Mengolah Limbah Agrokomplek

11 Oktober 2024   12:54 Diperbarui: 11 Oktober 2024   12:56 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Koordinasi Tim PkM dan KKN dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

ni memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Dari segi ekonomi, pembuatan briket arang dan pupuk organik (kompos dan POC) mampu menciptakan peluang usaha baru, meningkatkan pendapatan rumah tangga, serta memberdayakan kelompok masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan kelompok tani. Secara tidak langsung, inisiatif ini juga membantu mengurangi tingkat pengangguran di desa tersebut.

Dari segi lingkungan, inisiatif ini membantu mengurangi limbah yang berpotensi mencemari tanah, air, dan udara apabila tidak dikelola dengan baik. Penggunaan briket arang sebagai bahan bakar alternatif dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fossil, sementara pupuk kompos dan POC membantu menurunkan kadar metana yang dihasilkan oleh limbah organik di tempat pembuangan akhir, ataupun gas CO2 apabila limbah tersebut berakhir di tempat pembakaran. Program-program ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Tantangan dan Rekomendasi

Meskipun program-program ini menjanjikan manfaat yang signifikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi pengolahan dan kesulitan dalam memasarkan produk hasil olahan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk menyediakan fasilitas yang memadai, seperti mesin penghancur arang dan fermentor, serta membuka akses pasar bagi produk briket arang dan pupuk organik apabila telah dihasilkan secara massal.

Pemerintah desa juga dapat berperan dalam mempromosikan penggunaan produk-produk ini di kalangan petani lokal dan industri kecil. Kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga pendidikan juga dapat dijajaki untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah yang lebih efisien serta memperluas jangkauan pasar bagi produk yang dihasilkan.

Penutup

Inisiatif pengolahan limbah agrokompleks di Desa Tiru Kidul melalui pembuatan briket arang dan pupuk organik (kompos dan POC) merupakan langkah nyata menuju pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan. Program-program ini tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang konkret bagi masyarakat. Dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, Desa Tiru Kidul dapat menjadi contoh sukses pengelolaan limbah yang inovatif dan ramah lingkungan.

Inovasi semacam ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah tidak hanya tentang mengurangi pencemaran, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun