Mohon tunggu...
Daniyla anqi
Daniyla anqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif STAI Al ANWAR

mahasiswa sekaligus mahasantri aktif di sarang jawa tengah dengan banyak kegemaran:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Identitas dan Populisme Islam pada Pilkada DKI Jakarta 2017

6 November 2024   15:42 Diperbarui: 6 November 2024   15:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Aksi Bela Islam (ABI) 212 yang terjadi pada tanggal 2 Desember 2016 sebagai demo susulan dari aksi yang terjadi pada 4 November 2016 ini tidak bisa lepas dari keberadaan figure yang mampu memobilisasi masa. salah satu figure utama dari aksi bela islam 212 adalah Habib Rizieq Syihab sebagai sang kharisma dan merupakan pemimpin dari front pembela islam yang mana FPI merupakan salah satu dari kelompok islam garis keras, 

Gerakan yang masih didasari karena faktor yang sama yaitu menegakan keadilan pada Ahok yang di duga menistakan agama sehingga menyebabkan kemenangan bagi Anies baswedan yang di dukung oleh partai islam sayap kanan seperti PKS, PPP, serta FPI nampaknya merupakan upaya politisi untuk memenangkan anis baswedan sebagaimana dengan pidato Habib Rizieq Syihab Ketika aksi bela islam berlangsung yang menyerukan kepada umat islam untuk tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin dalam kontekstualisasi pilkada yang akan berlangsung. motif lain yang juga dapat menjelaskan Gerakan Aksi masa ini adalah isu ketimpangan Sosial-Politik yang mengatasnamakan "aksi bela islam"


Selain itu dalam aksi masa diatas yang kebanyakan diplopori oleh kelompok islam garis keras menandakan kebangkitan populisme islam sayap kanan ,yang mana kebanyakan anggota dari demo tersebut merupakan kelompok islam radikal yang ingin mengubah Indonesia menjadi faham khilafah, dan ini menandakan bahwa sebenarnya Jakarta itu sudah mulai di kuasai oleh islam radikal , oleh sebab itu bisa dilihat setiap terjadi demo terutama di area Jakarta yang menjadi actor utamanya adalah islam radikal, ini didukung oleh pernyataaan NU dan Muhammadiyah yang melarang para anggotanya untuk ikut pada aksi 212, sedangkan konsep khilafah sendiri tidak mungkin di Indonesia karena Indonesia mempunyai keragaman agama dan telah disepakati dasar negara UUD 1945 dan ideologi Pancasila oleh pendiri bangsa, maka sebagai anggota bangsa cukuplah kita bermoderasi (sikap tengah- tengah antara bernegara dan beragama) yang menghargai dan menghormati konstitusi, sebagaimana ucapan ulama' perekat bangsa KH.Maemoen Zubair "nasionalis religious, religious nasionalis".


Kesimpulan yang bisa diambil adalah Indonesia sebagai negara majemuk menyebabkan tingginya kemungkinan gesekan antar identitas, seperti yang terjadi pada aksi masa 2016 yang awalnya dipicu oleh faktor agama kemudian berujung pada politik identitas sebab adanya kelompok dominan dari kubu anis yang memanfaatkan sentiment identitas pada saat itu untuk memenangkan pemilu dengan gaya kampanye yang religius sehingga hal tersebut mendorong masyarakat memilih dengan dasar primordialisme dan kelompok subordinan dari kubu Ahok yang kemudian kalah dalam pemilu dan Ahok berakhir dipenjara.


Selain itu Aksi 212 yang di mobilisasi oleh Habib Rizieq Syihab sebagai tokoh kharisma yang kekuatanya terbentuk dari faktor keturunan, organisasi, dan pengikut yang banyak serta didukung oleh partai islam sayap kanan sehingga mampu mengumpulkan masa dengan jumlah besar dan menyebabkan terjadinya populisme yang mengatasnamakan "aksi bela islam" tetapi ternyata terdapat banyak motif lain di dalamnya seperti upaya politisi untuk memenangkan anies, penurunan Ahok dari jabatan karena faktor sosial-politik hingga yang paling ekstrim konsep negara khilafah oleh kelompok islam garis keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun