Mohon tunggu...
Dani yahya
Dani yahya Mohon Tunggu... -

lelaki kampung yang suka ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

ISIS, Perang dan Obat

2 April 2015   13:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang saya tahu perang ya perang, maju bertempur kemedan juang atas nama kebenaran masing-masing pihak, seraaaang!, serbuuuuu! Kedua kubu saling menembakan amunisi dan jika kehabisan peluru atau kebetulan tanpa senjata api mereka akan duel dengan senjata tajam, bisa pedang atau belati

Pertumpahan darah, mengerikan sudah pasti bagi mereka yang tak siap mental melihat bagaimana seseorang atau pasukan mati terbunuh, ada yang tertanam peluru dikening atau wajahnya, ada yang terbelah perutnya karena sabetan pedang, begitulah perang menumpahkan darah dan air mata, demi satu tujuan

Dua kubu mengklaim sebagai pihak yang benar dan menang didalam pertempuran,  itu sudah biasa untuk  strategi dan penekanan, jika demikian kita semua tahu bahwa perang  pasti mengerikan dan menimbulkan korban, dengan rintih kesakitan, menggelepar meregang nyawa adalah bukan disebut pemandangan, kalo pemandangan mah biasanya indah tetapi lebih kena disebut sebuah penampakan yang tidak menggembirakan, itulah perang!

Tetapi ada sisi lain dari sebuah perang mungkin orang awam tidak tahu dan memang jarang terekspos sebagai sebuah pemberitaan, ternyata dalam perang para prajurit atau laskar tidak dengan pikiran alami apa adanya,akan sangat menakutkan buat yang bersangkutan mungkin jika bertempur dengan kondisi begitu saja banyak diantara mereka yang berubah fikiran atau takut kemudian lari dari perang

Ternyata sebelum perang para laskar telah dibekali dengan obat atau semacam pil yang dapat mempengaruhi mental mereka sehingga lupa akan nyawanya sendiri dalam bahaya mereka akan bertindak berani, heroik tak mengenal istilah takut seperti yang saya baca pada media On Line tempo, ( sayang saya tidak bisa bikin link tetapi berita itu berjudul tank seprti burung dapat dimusnahkan dengan pedang, tgl 02/04.2015)

Diantara ceritranya adalah begini : "Ketika kami memasuki pertempuran kami mengkonsumsi pil yang akan mengubah persepsi kami tentang apa yang terjadi. Kami pikir tank adalah burung yang bisa dimusnahkan dengan pedang," kata Ali Syaddad.
Pil itu seperti Zolan untuk mencegah rasa cemas dibagikan sebelum ke medan tempur. "Pil ini mempengaruhi persepsi Anda. Kami menelannya hanya saat kami memasuki pertempuran sehingga efeknya maksimal," katanya

Sebagai pembaca bertambahlah ilmu saya, terima kasih tempo :  ternyata dalam perang juga orang dibekali dengan doping semacam itu, pantesan mereka pada gagah berani, tank aja dianggap burung, bisa lain kejadiannya,  jika prajuritnya saya!:  ‘terpedo yang meluncur kearah daku kemungkinan dapat dipastikan daku anggep sebagai seorang cewe cantik tanpa helai busana yang tengah berlari slowmotion hendak memeluk daku dengan mesra’,  maka kemudian  terdengarlah dentuman itu : BOOM!, akhirnya dani masuk syOrga ...., ehe-ehe..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun