Mohon tunggu...
Dani Wibowo
Dani Wibowo Mohon Tunggu... -

Kemajuan Suatu Bangsa Tidak Bisa Di Lakukan Tanpa Adanya kerjasama dan Kejujuran.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Tergerus Waktu, Taring SBY Masih Ada

24 Januari 2017   15:02 Diperbarui: 24 Januari 2017   15:08 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hadirnya Agus Harimurti Yudhoyono dalam menghiasi bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2017 tak serta merta ada peran serta SBY di belakangnya, dahulu sebelum pendaftaran Cagub dimulai koalisi yang dibangun democrat masih menimbang-nimbang beberapa calon untuk di usung dalam Pilgub DKI Jakarta, terus digodok dalam sebuah konsolidasi tak menemukan titik terang siapa yang pantas dan memilik potensi besar untuk maju di Pilgub Jakarta, hingga pada akhirnya AHY lah yang menjadi salah satu tokoh kunci di Pilkada DKI Jakarta untuk menyaingin calon competitor lainnya.

Sebagai mantan Presiden RI ke 6 SBY tak membuktikan dirinya mandul dalam berpolitik, meskipun kini dirinya tidak mempunyai beban karena harus mengurusi 250 juta jiwa rakyat Indonesia, SBY bukan berarti habis kekuatannya untuk berpolitik. bertindak sebagai Inisiator, konseptor sekaligus Eksekutor SBY lagi-lagi memutus skenario lawan-lawan politik nya di Pilkada DKI Jakarta, ialah Agus Harimurti Yudhoyono yang akhirnya di usung SBY bersama dengan Demokrat, PAN, PPP (Romahurmuzy) serta PKB.

Lawan politik sempat di buat kaget dengan di usungnya AHY maju di Pilkada DKI Jakarta, SBY melakukan manuver yang “tidak masuk akal”, SBY melakukan sesuatu yang mengingkari pesan yang ia sampaikan kepada para taruna dan perwira TNI/Polri beberapa tahun lalu saat masih menjabat sebagai Presiden RI. Saat itu SBY mengatakan tidak tepat bagi taruna dan perwira TNI/Polri bercita-cita menjadi kepala daerah. Namun SBY justru memupus karir militer AHY yang tengah moncer. 

Padahal tahun depan pangkat AHY naik menjadi letnan kolonel sehingga hanya tinggal butuh waktu 6-8 tahun lagi untuk meraih pangkat jenderal. Jika AHY bisa meraih pangkat jenderal di bawah usia 50 tahun, maka jabatan-jabatan strategis seperti Kepala Staf Angkatan Darat, bahkan Panglima TNI, sudah ada dalam jangkauannya.

Apa yang menjadi dasar keputusan SBY mengusung AHY menjadi Cagub DKI Jakarta?

Bukan SBY namanya kalau dirinya belum membuat sebuah gebrakan luar biasa dalam politik nasional, termasuk di dalamnya Pilkada DKI Jakarta. Pengamat mempunyai prediksi yang mungkin pada saat itu siapa kah tokoh yang akan diusung untuk maju di Pilkada DKI Jakarta, beredar nama-nama segar seperti Yusril Ihza Mahendra sampai Abraham Lunggana atau disebut Haji Lulung, bukannya tidak merespon nama-nama tersebut untuk maju di Pilgub DKI, namun Demokrat sekali lagi selalu apa kata SBY, SBY pasti punya rencana besar untuk DKI Jakarta, biar bagaimanapun sebagai partai besar Demokrat masih bisa memberi pengaruh kuat bagi lawan-lawan politiknya.

SBY memilih AHY karena dirinya melihat AHY masih “Virgin”untuk urusan politik, khususnya Pilkada DKI Jakarta, sebagai calon yang di usung AHY juga bersih akan kasus-ksus pidana maupun perdata, selama ini selama menjadi prajurit TNI hanya ukiran prestasi yang bisa AHY buat, itu rencana awal karena Lawan-lawan politiknya tidak bisa menembak AHY dengan negative campaign. Justru lawan politik hanya bisa menyerang orang-orang di sekelilingnya dengan isu-isu yang pernah di sangkut pautkan dengan mereka.

Publik pernah skeptic dan sini terhadap keputusan politik Cikeas yang mengusung AHY – Sylviana Murni. Namun sekali lagi, SBY bukan anak kemarin sore, feeling politik tidak ada satupun yang salah. Terbukti dari Survei-survei yang beredardi public selalu menempatkan AHY d trend positif, bahkan berani mengungkap AHY berada di posisi utama di atas lawan-lawannya.

Yang menjadi sangat menakutkan bagi lawan politik AHY ialah, semenjak pertama kali AHY di daulat menjadi Cagub DKI dirinya sama sekali belum melakukan manuver atau pendekatan yang signifikan kepada warga Jakarta. Namun namanya sudah menggema di lorong-lorong sempit, wilayah kumuh, dan daerah pinggiran lainnya yang "dijauhi" Ahok dan terlalu elit untuk "diinjak" Anies Baswedan. Nama AHY juga bergema di kalangan terpelajar dan intelektual karena sosoknya yang smart. Satu lagi, meski bukan faktor utama, tampang AHY diprediksi akan mampu menghipnotis pemilih perempuan seperti halnya SBY.

SBY juga tak mau kecolongan, apalagi SBY kini walaupun sudah tidak menjabat sebagai Presiden, dirinya pun masih mencintai akan kondisi Negara yang kini tengah di landa masalah, beberapa kali SBY justru melontarkan komentar terkait kondisi Negara Indonesia, iini membuktikan bahwa SBY masih mencintai Negara Indonesia, kini AHY punya misi yang sulit di Jakarta, membangun kembali kepercayaan diri Jakarta untuk menatap masa depan berikutnya, AHY juga ingin membangun Jakarta secara bersama-sama dengan para warga Jakarta, dengan Mpok Sylvi sebagai calon Wakil Gubernur nya mereka yakin Jakarta akan bisa lebih baik dari sebelumnya.

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun