"From river to the sea,
Palestine will be free"
Sebuah kalimat bermakna yang banyak beredar di masyarakat yang merupakan harapan dan doa bagi masyarakat Palestina.
~~
Dunia kembali dihebohkan dari berita internasional pada 14 Oktober 2024, serangan udara Israel terhadap tenda pengungsian di dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza, membawa dampak yang sangat dahsyat. Serangan ini tidak hanya membakar puluhan tenda pengungsian, tetapi juga membawa nyawa banyak korban. Korban tersebut merupakan orang dewasa hingga anak-anak.
Latar Belakang Situasi di Gaza
Sejak dimulainya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023 atau satu tahun lalu, situasi di Gaza semakin memburuk. Lebih dari 42.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan balasan Israel, yang ditujukan untuk menanggapi serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel. Sekitar 90% dari populasi Gaza, yang berjumlah sekitar 2,3 juta orang, telah mengungsi akibat serangan ini. Banyak dari mereka terpaksa berpindah-pindah tempat penampungan karena kekerasan yang terus berlanjut.
Kejadian Pembakaran di Tenda Pengungsi
Malam hari Senin, 14 Oktober 2024, pesawat tempur Israel melakukan serangan udara yang intensif terhadap daerah-daerah yang diduga digunakan oleh militan Hamas. Namun, sayangnya, target utama serangan tersebut bukanlah fasilitas militer, melainkan pengungsian masyarakat di tenda-tenda dekat Rumah Sakit Al Aqsa, sehingga ketika tengah malam para pengungsi sedang beristirahat di tenda terjadi kebakaran. Menurut saksi mata, setelah pengeboman, api dengan cepat menyebar karena ledakan tabung gas yang ada di sekitar lokasi. Salah satu penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut menggambarkan api membumbung tinggi hingga 15 meter dan menyulitkan upaya penyelamatan bagi mereka yang terjebak. Saksi tersebut menyatakan bahwa dia melihat orang-orang terbakar hidup-hidup dan beberapa mayat hangus ditemukan di lokasi kejadian. Saksi lain, juga berbagi pengalaman tragisnya saat dia dan ibunya berhasil melarikan diri dari kobaran api, sementara dua anggota keluarganya tidak selamat. Peristiwa tersebut bukanlah peperangan, melainkan genosida.
Perbedaan Genosida dan Peperangan
Kemudian, apa sih bedanya genosida dengan peperangan?
Genosida adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa, atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut (KBBI). Lalu, peperangan merupakan Perang atau jurit adalah sebuah aksi fisik bersenjata dan non fisik yang intens antara negara, pemerintah atau dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan, pemberontak dan milisi (KBBI). Berdasarkan definisi tersebut, tentu saja ini merupakan dua hal yang berbeda. Jika peperangan dilakukan dengan menggunakan dua senjata tanpa bermaksud untuk menghilangkan suatu kaum. Namun, jika genosida dilakukan untuk menghilangkan suatu kaum.
Jumlah Korban dan Kerusakan
Penyerangan ini menyebabkan kerugian yang sangat besar. Sebanyak 41 korban jiwa tercatat, dengan 13 di antaranya adalah anak-anak. Lebih dari dua puluh orang lainnya mengalami luka bakar parah, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Beberapa sumber melaporkan bahwa 20 hingga 30 tenda pengungsian terbakar habis, dan banyak pengungsi yang tidak bisa dipindahkan dari lokasi bom.
Peristiwa ini merupakan bagian dari konflik panjang antara Israel dan Hamas. Pembantaian di Jalur Gaza dimulai ketika Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera. Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza. Sekitar 90% dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi akibat serangan Israel, seringkali beberapa kali, dan sebagian besar wilayah pesisir telah hancur total.
~~
Dunia internasional harus segera bertindak. Perlindungan hak asasi manusia harus menjamin bagi semua orang, tanpa peduli status politik atau geografis mereka. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat kejam dan sangat tragis mengingat ini bukan lagi soal identitas seperti agama, tetapi kemanusiaan. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama bergerak dimulai dari hal-hal kecil seperti melakukan boikot terhadap produk yang berafiliasi dengan zionist.
Let's humanize humans
Rujukan
[6] https://www.instagram.com/p/DBFk7uYIFeD/?igsh=ZDl3bzVzbDhqdXZ6
[7] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Genosida
[8] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H