Mohon tunggu...
Danisa Tiara
Danisa Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah orang yang ambivert

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hegel dan Situasi Saat Ini

11 Januari 2025   10:10 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebebasan dalam pikiran Friedrich Hegel (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/311381761740441096/ )

 The history of the world is none other than the progress of the consciousness of freedom 

Dalam dunia yang terus berubah, pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel memberikan perspektif filosofis yang relevan untuk memahami dinamika keadaan dunia saat ini. Melalui konsep dialektikanya, Hegel mengajarkan bahwa perkembangan sejarah merupakan hasil interaksi kontradiksi-kontradiksi untuk mencapai sintesa yang lebih tinggi. Dalam konteks dunia modern, perspektif ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana konflik dan perubahan membawa kita pada transformasi baru.

Salah satu aspek kunci pemikiran Hegel adalah teori dialektika di mana tesis dan antitesis menciptakan suatu sintesis. Dalam situasi saat ini, pandemi global, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik dapat dipandang bertentangan dengan stabilitas dan kemajuan manusia. Meski situasi ini terkesan destruktif, Hegel mengajarkan bahwa kontradiksi ini mendorong perkembangan sejarah menuju tatanan yang lebih matang.

Contohnya pada saat Pandemi Covid-19,  hal ini memaksa dunia untuk mempercepat digitalisasi dan mereformasi sistem layanan kesehatan. Konflik antara kebutuhan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan perekonomian memunculkan pendekatan-pendekatan baru yang lebih adaptif. Menurut Hegel, proses ini merupakan langkah menuju Roh Absolut, di mana manusia mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang dirinya dan dunianya. 

Hegel melihat negara sebagai manifestasi moralitas objektif. Situasi saat ini menunjukkan peran negara-negara bangsa dalam mengatasi berbagai tantangan global. Namun, banyak negara menghadapi dilema etika, seperti: 

Bagaimana cara menyelaraskan kebebasan individu dengan kebutuhan kolektif?Dalam pandangan Hegel, negara ideal adalah negara yang mampu memadukan kepentingan individu dengan tujuan bersama masyarakat.

Pemerintah di seluruh dunia telah dikritik karena kebijakan yang dianggap terlalu otoriter atau, sebaliknya, terlalu lemah dalam menanggapi tantangan. Dalam dialektika Hegel, konflik ini dapat dibayangkan sebagai suatu proses menuju bangsa yang lebih kuat secara moral dan etika.

Hegel juga menekankan pentingnya evolusi kesadaran manusia. Iklim saat ini telah menyaksikan peningkatan kesadaran global akan keberlanjutan dan keadilan sosial. Gerakan seperti Fridays for Future dan Black Lives Matter menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi pasif dalam menghadapi ketidakadilan. Hal ini mencerminkan "kesadaran diri" kolektif yang berkembang, seperti yang dikatakan Hegel.

Namun jalan menuju perubahan ini tidak akan mudah. Perpecahan ideologi, misinformasi, dan konflik kepentingan sering kali menghambat kemajuan. Namun, seperti yang dikatakan Hegel, setiap langkah mundur adalah bagian dari proses dialektis yang pada akhirnya membawa kemajuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun