Sekelas KPU saja menjalankan politik berlancar jaya, mungkin rasa tidak enak kepada teman menjadi jalan pintasnya melaksanakan nepotisme yang tulen. Bukan masalah uang melainkan akan sampai kapan Pemalang mempermainkan jabatan? Tidak sekedar di Pemalang, tidak sedikit pula warganet melalui komentar di postingan KPU meluapkan kesedihan merasa dipermainkan dalam urusan jabatan. Konyolnya, orang yang bergerak dalam hal KPU dibungkam dan menjadi catatan merah di KPU.
KPU sebagai penyelenggara pemilihan, namun bagaimana bisa pemilihan akan didapati oleh orang yang bijaksana, luwes dan adil? Dalam pemilihan PPS saja sudah lekang dari keadilan. Di Pemalang sendiri, urusan jabatan KPU masih diperebutkan demi kepentingan kelompok atau golongan. Sebuah kegagalan awal tertuang dalam tulisan yang mungkin dianggap omong kosong. Sekedar diskusi, hanyalah mengungkung imajinasi, jangan biarkan keadilan hilang sebagai budaya yang semestinya ada. Bukan budaya ketidak adilan.Â
penulis: LIKADARMA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H