Mohon tunggu...
Dani Ramadani
Dani Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Saya adalah orang dua yang mempunyai hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menerapkan Konsep Dialektika: Mencegah Disinformasi

1 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 1 Desember 2024   19:13 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Klasik (Sumber:20minutos.es)

Di awal-awal abad ke-21 ini proses digitalisasi sangat padat, tak heran pengguna smart phone di Indonesia sendiri mencapai 83,6%. Terlepas dari itu, maraknya informasi negatif yang ada dan tersebar pada platform mereka, menjadi tantangan tersendiri atas globalisasi digital ini. Masyarakat, anak muda, khususnya Gen-Z menjadi sasaran empuk bagi informasi hoaks yang tersebar ini. Tak heran, dilansir dari Liputan6.com, Ungkap Millenial dan Gen-Z Lebih Rentan Terpapar Hoaks. Selain itu, berdasarkan survey dari Kemenkominfo mencatat, sedikitnya ada 12.547 konten hoaks yang beredar sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023.

Dengan menganalisis fakta tersebut, kita dipaksa untuk menyadari bahwa betapa maraknya informasi yang mengelilingi kita, mari kita memilahnya dengan Menerapkan Konsep Dialektika untuk Mencegah Disinformasi.


Pengertian Dialektika dan Disinformasi

Dialektika adalah sebuah metode berpikir yang melibatkan pertukaran ide-ide yang saling bertentangan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam. Proses ini melibatkan pengujian ide-ide melalui debat dan analisis kritis. Disinformasi, di sisi lain, adalah penyebaran informasi yang salah secara sengaja dengan tujuan menyesatkan atau memanipulasi orang lain. Disinformasi seringkali dibuat untuk mencapai keuntungan politik, ekonomi, atau sosial tertentu.

Peran Dialektika pada Disinformasi 

Dalam konteks mencegah disinformasi, dialektika dapat membantu kita menguji kebenaran suatu informasi dengan cara membandingkannya dengan informasi lain yang relevan, termasuk informasi yang bertentangan. Dengan demikian, kita dapat mengidentifikasi bias, logika yang salah, atau bukti yang tidak memadai dalam suatu informasi. Proses dialektika ini mendorong kita untuk berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang keliru.

Mengimplementasikan Konsep Dialektika 

Utuk melawan berita Bohong (disinformasi), kita bisa menggunakan 3 cara ini: 

1. Periksa sumber beritanya.

2. Bandingkan dengan berita lain dari sumber yang berbeda.

3. Cari tahu apakah ada bukti yang mendukung atau menentang klaim dalam berita tersebut.

Dengan keingintahuan dan mencari investigasi mendalam, kita dapat lebih mudah membedakan mana berita yang benar dan mana yang salah. Intinya, dialektika itu seperti detektif yang mencari kebenaran di tengah lautan informasi.

NOTE:

Disinformasi atau berita bohong merupakan ancaman serius yang dapat menyesatkan dan memanipulasi publik. Dengan menggunakan dialektika, kita dapat secara kritis mengevaluasi informasi yang kita terima, membandingkannya dengan sumber lain, dan mengidentifikasi potensi bias atau kesalahan. Jadi, dialektika adalah alat yang ampuh untuk berpikir kritis dan membedakan fakta dari fiksi dalam era digital yang penuh dengan informasi.

Maka, di era informasi yang serba cepat, penting bagi kita untuk memiliki kemampuan berpikir kritis. Konsep dialektika menawarkan sebuah metode yang efektif untuk menghadapi maraknya disinformasi. Dengan menganalisis berbagai argumen dan mencari bukti yang relevan, kita dapat membangun pemahaman yang lebih objektif tentang suatu isu. Mari kita bersama-sama meningkatkan literasi digital kita dengan mengadopsi pendekatan dialektika dalam menyikapi informasi. Mari jadilah detektif kebenaran di dunia Maya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun