Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berharap Magis Indra Sjafri di Piala AFF U19

24 Juli 2024   10:18 Diperbarui: 24 Juli 2024   10:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia asuhan coach Indra Sjafri berhasil melaju ke semifinal Piala AFF U-19 usai menjadi juara Grup A dengan raihan 9 poin. Hal itu dipastikan setelah Indonesia menang telak 6-2 atas Timor Leste pada laga terakhir yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (23/02024).

Setelah menjadi tuan rumah ASEAN Boys Championship U-16, Indonesia kembali dipilih menjadi tuan rumah Piala AFF U-19.

Sama seperti U-16, Piala AFF U-19 diikuti 12 negara peserta yang dibagi ke dalam tiga grup. Masing-masing juara grup langsung lolos ke semifinal. Satu jatah lagi diperebutkan oleh runner-up terbaik. 

Sepanjang gelarannya, Indonesia baru mengoleksi satu gelar Piala AFF U-19 pada tahun 2013. Saat itu era Evan Dimas dkk yang mana Indra Sjafri adalah pelatih kepala. Selain itu, Indonesia juga bertindak sebagai tuan rumah. 

Kali ini, setelah satu dekade, Indonesia kembali menjadi tuan rumah dan Indra Sjafri masih menjadi pelatih kepala. Lalu, akankah memori satu dekade itu bisa dihadirkan Indra Sjafri di Surabaya? 

Perjalanan di fase grup

Sebagai tuan rumah, Indonesia berada di Grup A bersama Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. 

Pada laga perdana, Indonesia mampu unggul telak 6-0 atas Filipina. Permainan khas Indra Sjafri yang mengandalkan kecepatan sayap lalu cut back berhasil membongkar lini pertahanan Filipina. 

Hal ini bisa dilihat pada skema gol pertama pada menit ke-13. Doni Tri Pamungkas mampu mengirimkan cut back di sisi kanan Pertahanan Filipina. Arlyansyah mampu menceploskan bola dengan baik. 

Skema gol pertama kembali terjadi pada gol kedua, kali ini melalui sisi kiri pertahanan Filipina. Mufli Hidayat mampu melepaskan crossing akurat dan disundul dengan baik oleh Iqbal. 

Di sisi lain, gol tidak hanya terjadi melalui open play, tapi melalui skema sepak pojok. Kadek Arel mampu mencetak gol ketiga setelah menerima sepak pojok dari Figo Denis.

Iqbal berhasil mencetak gol keduanya pada menit ke-42 setelah terjadi kemelut di gawang Filipina. Skor 4-0 menutup babak pertama. 

Di babak kedua, Indonesia kembali unggul. Lagi-lagi Doni Tri Pamungkas mampu mengeksploitasi sisi kiri Filipina. Doni kembali mengirimkan cut back dan Arlyansyah sukses mencetak brace. 

Gol terakhir ditutup Jens Raven pada menit ke-88. Ini adalah gol perdana Raven bersama Timnas Indonesia. Indonesia unggul 6-0.

Pada laga kedua kontra Kamboja, Indonesia benar-benar dibuat kesulitan. Hal itu bisa dilihat dari pemain yang selalu mencoba tendangan jarak jauh. Tak heran karena Kamboja memakai formasi 5-3-2 sehingga pemain menumpuk di belakang. 

Secara permainan, Indonesia menguasai tapi sulit menembus rapatnya lini pertahanan Kamboja. Akan tetapi, dalam sepak bola semua peluang, sekecil apapun harus dikonversi menjadi gol. 

Dua gol Indonesia lahir dari skema sepak pojok. Dua bek Indonesia yaitu Kadek Arel dan Iqbal Gwijangge berhasil mencetak gol melalui skema sepak pojok. 

Di laga terakhir, Indonesia kembali meraih kemenangan. Kali ini, Timor Leste yang menjadi korban. 

Indonesia langsung unggul pada menit ke-18 melalui Jens Raven. Melalui sepak pojok, Kadek Arel mampu menanduk bola dan diteruskan oleh Raven. 

Timor Leste sempat menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti pada menit ke-23 melalui Ricardo Rorinho. 

Empat menit berselang, Jens Raven berhasil mencetak brace setelah menerima umpan dari Kafiatur. Pada menit ke-45+1, Figo Dennis mampu mencetak gol cantik dan menutup babak pertama dengan skor 3-1.

Di babak kedua, Indonesia tidak mengendurkan serangan sama sekali. Pada menit ke-50, Kafiatur berhasil mengirimkan umpan melalui sepak pojok dan Kadek Arel mampu menanduk bola dengan sempurna. 

Arkhan Kaka akhirnya pecah telor pada laga ini setelah menerima umpan dari Jens Raven. 

Kafiatur akhirnya mencetak gol pada menit ke-57 setelah tendangannya tidak mampu dibendung kiper Timor Leste. 

Timor Leste berhasil mencetak gol kedua pada menit ke-88 melalui Alexandro Bahkito Lemos. Hingga babak kedua usai, Indonesia unggul telak 6-2.

Dari hasil di babak grup, Indonesia mulus melaju ke semifinal. Meski meraih hasil sempurna, lawan Indonesia di fase grup di atas kertas bisa dikalahkan Indonesia dan itu terbukti. 

Satu-satunya laga yang membuat Indonesia cukup kesulitan adalah saat melawan Kamboja. Ketika dihadapkan dengan lawan yang bertahan, Indonesia cukup kesulitan membongkar pertahanan lawan. Dibutuhkan pemain kreatif terutama di lini tengah. Sejauh ini, belum ada pemain yang bisa mengisi ini layaknya Evan Dimas dulu. 

Di sisi lain, Indonesia memiliki keunggulan melalui skema sepak pojok. Hal itu bisa dilihat dari empat gol Timnas Indonesia lahir dari skema sepak pojok. Artinya, Indonesia mempunyai keunggulan bola udara. 

Meski begitu, lini pertahanan Indonesia masih perlu diperbaiki. Hal itu bisa dilihat pada laga melawan Timor Leste, masih ada kesalahan di sana. Beruntung finishing pemain Timor Leste buruk.

Hal-hal seperti itu harus dikurangi karena lawan yang dihadapi di semifinal jauh lebih kuat. Thailand dan Malaysia merupakan calon kuat lawan Indonesia di semifinal. 

Magis Indra Sjafri

Pada SEA Games 2023, Indra Sjafri sukses membawa medali emas setelah terakhir kali tahun 1991. Ada cerita menarik di balik raihan itu. 

Seperti digariskan oleh takdir, Indonesia U-22 saat itu berhasil juara Piala AFF di Kamboja. Saat itu, Indra Sjafri menjadi pelatih kepala. 

Perjalanan Indonesia di Kamboja tidak mudah. Indonesia melaju ke semifinal setelah menjadi runner-up Grup B di bawah Kamboja. 

Di semifinal, Indonesia berhadapan dengan Vietnam dan menang tipis 1-0. Tiket final sudah ada dalam genggaman.

Di final, Indonesia bersua Thailand dan menang 5-3 melalui adu penalti.

Empat tahun berselang, Indra Sjafri kembali ke Kamboja. Kali ini menukangi Timnas U-22 pada ajang SEA Games 2023.

Seperti takdir yang sudah tersurat, tanah Kamboja benar-benar berjodoh dengan Indra Sjafri. Setelah membawa juara Piala AFF U-22, Indra Sjafri sukses membawa pulang medali emas. 

Kini, Indonesia bertindak menjadi tuan rumah Piala AFF U-19. Ada memori tersendiri bagi Indra Sjafri pada ajang ini terutama tahun 2013 yang diselenggarakan di Sidoarjo. 

Saat itu, Indonesia lolos ke final untuk pertama kali dan langsung menjadi juara setelah menang adu penalti dengan Vietnam. Kini, sebelas tahun berlalu, Indonesia kembali menjadi tuan rumah dan Indra Sjafri masih menjadi pelatih kepala. 

Akankah Indra Sjafri kembali membawa pulang gelar AFF U-19 yang sudah lama hilang itu? Jika takdir sudah digariskan, mungkin ini adalah waktu yang tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun