Dengan adanya kompetisi beragam seperti itu, maka akan banyak kesempatan bagi pemain untuk mendapatkan menit bermain.Â
Misalnya, saat ini di Liga 1 ada kewajiban klub untuk memainkan pemain muda selama 45 menit. Bagi saya hal itu bagus. Akan tetapi, jauh lebih baik jika ada kompetisi seperti Piala Indonesia yang mana pelatih bisa memainkan pemain muda di sana.
Adanya Piala Indonesia menjadi ajang yang pas bagi pelatih untuk merotasi pemain. Bayangkan saja, dengan hanya ada satu kompetisi, maka pemain inti akan sangat diandalkan sementara pemain lain butuh menit bermain.Â
Jika pemain inti cedera, akan sulit bagi pelatih untuk menentukan pilihan pemain lagi. Belum lagi, saat ini ada regulasi 8 pemain asing. Meski hanya dimainkan 6 pemain dalam laga resmi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dua sisanya akan main sebagai pemain pengganti.Â
Imbasnya adalah pemain lokal tergerus menit bermainnya. Akan berbeda jika kompetisi tidak hanya Liga 1. Baik pemain muda atau pemain lokal akan mendapat menit bermain. Pelatih pun tentu tak akan ambil resiko dalam memilih pemain, utamanya di liga.Â
Untuk itu, agar pemain muda dan lokal mendapat menit bermain, maka harus ada kompetisi lain selain liga. Selain itu, Piala Indonesia menjadi ajang yang bagus karena tidak hanya diikuti oleh klub Liga 1, tapi Liga 2.
Secara di atas kertas, klub Liga 1 pasti unggul ketika bertemu. Nah, pada momen inilah pelatih bisa menurunkan pemain lain termasuk pemain muda dan lokal guna merotasi pemain.Â
Menurut hemat penulis, daripada Piala Presiden yang hanya diikuti oleh klub Liga 1 saja. Sebaiknya PT LIB menghidupkan kembali Piala Indonesia yang sudah mati sejak tahun 2019.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H