Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lagi dan Lagi, Sepak Bola Gagal Pulang ke Tanah Inggris

15 Juli 2024   04:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:45 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanyol keluar sebagai juara Piala Eropa 2024 usai menang 2-1 atas Inggris di partai final. | Foto: Dok. Sefutbol

Inggris harus mengakui keunggulan Spanyol 2-1 di partai final Piala Eropa 2024. Laga berlangsung di Olympiastadion Berlin, Senin (15/07/2024) dini hari waktu Indonesia. 

Partai puncak Piala Eropa 2024 mempertemukan dua tim yang belum menderita kekalahan yaitu Spanyol dan Inggris. Spanyol mampu menyapu semua laga dari fase grup hingga final dengan kemenangan. Sementara Inggris, mencatatkan empat kemenangan dua imbang. 

Spanyol berhak melaju ke final setelah unggul atas Prancis 2-1. Meski tertinggal lebih dulu, Spanyol mampu comeback lewat gol Lamine Yamal dan Dani Olmo. 

Di sisi lain, Inggris melaju ke final setelah unggul dari Belanda dengan skor tipis 2-1. Sama seperti Spanyol, Inggris tertinggal lebih dulu sebelum akhirnya bisa comeback melalui gol Harry Kane dan Watkins. 

Di atas kertas, Spanyol jauh lebih diunggulkan karena bermain konsisten dari babak grup hingga final. Sementara Inggris bermain buruk di babak grup dan momentum kebangkitan mereka saat mengalahkan Swiss. 

Meski begitu, Inggris selalu keluar dari lubang kekalahan. Seperti ada faktor X. Akan tetapi, mengandalkan faktor X saja tidak cukup terutama lawan yang dihadapi Spanyol.

Terbukti, Inggris gagal menang dan harus mengakui keunggulan Spanyol dengan skor tipis 2-1. Slogan football is coming home kembali menguap begitu saja. Sepertinya, sepak bola enggan pulang ke tanah Inggris. 

Jalannya laga

Spanyol dan Inggris sama-sama menurunkan pemain terbaiknya. Spanyol memakai formasi 4-3-2-1. Sementara Inggris memakai formasi 3-4-3.

Di babak pertama, Spanyol maupun Inggris bermain lebih hati-hati. Inggris bermain lebih rapat. Sehingga duel lebih banyak terjadi di lini tengah. Tembakan pertama Spanyol baru didapatkan pada menit ke-27 melalui Fabrian Ruiz. 

Hanya saja, Jordan Pickford mampu mengantisipasi tendangan tersebut. 

Inggris benar-benar dibuat kesulitan oleh Spanyol. Sepanjang babak pertama, Inggris nyaris tidak memiliki peluang yang berbahaya. Di sisi lain, Lamine Yamal dan Nico Williams pun masih belum bermain lepas. 

Alvaro Morata nyaris lepas dari posisi offside saat menerima umpan terobosan di menit ke-42. Sempat berupaya menggocek lawan, namun bola berhasil disapu pemain Inggris.

Satu-satunya ancaman Inggris didapat pada menit akhir melalui Phil Foden. Foden berhasil menyambar bola liar. Hanya saja, Unai Simon berhasil menangkap bola dengan sempurna. 

Hingga babak pertama usai, skor 0-0 tidak berubah. 

Di babak kedua, Spanyol langsung tancap gas. Lamine Yamal yang sempat tertidur di babak kedua benar-benar menjadi ancaman. Gol yang ditunggu publik Spanyol pun lahir pada menit ke-49.

Lamine Yamal yang melakukan akselerasi di sisi kiri pertahanan Inggris sukses melepaskan umpan kepada Nico Williams yang berdiri bebas. Pemain asal Athletic Bilbao itu sukses merobek jala gawang Jordan Pickford. 

Dua sayap muda Spanyol ini benar-benar bersinar. Terkhusus untuk Lamine Yamal, ini adalah assist keempatnya sepanjang Piala Eropa 2024. 

Inggris mencoba merespon. Southgate lalu menarik Harry Kane pada menit ke-65 dan memasukkan Watkins. Akan tetapi, tidak ada perubahan sama sekali. 

Di sisi lain, Spanyol kian menggila. Untung saja Jordan Pickford tampil apik di bawah mistar gawang. Dua peluang Lamine Yamal sukses ditepis Pickford. 

Southgate lalu menarik Kobbie Mainoo dan memasukan Cole Palmer. Kali ini, pergantian pemain yang dilakukan Southgate ampuh. Palmer mampu menyamakan skor pada menit ke-75 setelah menerima umpan dari Jude Bellingham. 

Setelah kebobolan, Spanyol mencoba merenspon. Sisi kanan Inggris terus digempur pemain Spanyol. Sisi kanan memang menjadi titik lemah Inggris pada laga ini. Gol pertama Spanyol pun dari titik ini. Nico Williams tidak terkawal sama sekali.

Begitu juga gol kedua Spanyol. Cucurella tidak terkwal sebelum akhirnya mampu mengirimkan umpan ke dalam kotak penalti. Oyarzabal lolos dari jebakan offside dan mampu menjebloskan bola ke jala gawang Pickford. 

Di sisa laga, Inggris mencoba menekan. Satu peluang emas terjadi malaui skema sepak pojok. Unai Simon berhasil menepis tandukan pertama. Kemudian datang tandukan kedua yang tak mampu dibendung, beruntung masih ada Dani Olmo yang bisa menghalau bola. 

Hingga babak kedua usai, Spanyol bisa mempertahankan keunggulan dan keluar sebagai juara untuk keempat kalinya. Inggris harus puas di posisi runner-up. 

Kembali gagal

Pada Piala Eropa 1996, andai saja sepakan penalti Gareth Southgate tidak membentur tiang, mungkin saja Inggris juara. 

Satu-satunya gelar juara internasional Inggris adalah Piala Dunia 1966. Tiga dekade kemudian, Inggris menjadi tuan rumah Piala Eropa. Dan tentu saja itu adalah momen yang tepat membawa sepak bola pulang ke rumahnya. 

Hanya saja Inggris terhenti di semifinal kalah lewat babak adu penalti saat bersua Jerman. Gareth Southgate yang saat itu masih berusia 26 tahun gagal menunaikan tugasnya dengan baik. 

Southgate lalu berusaha memulangkan sepak bola ke tanah Inggris. Kali ini bukan sebagai pemain, tapi sebagai pelatih. Kesempatan itu datang seperempat abad kemudian yaitu Piala Eropa 2020.

Inggris berhasil ke final. Akan tetapi, Inggris kalah oleh Italia. Slogan football is coming home berubah menjadi football is coming to Rome. 

Kesempatan kedua datang. Southgate lagi-lagi berhasil membawa Inggris ke final Piala Eropa alias back to back. Hanya saja, lawan Inggris tidak mudah yaitu Spanyol. 

Terbukti, Inggris gagal menang dan harus puas menjadi runner-up dua kali beruntun. Lagi dan lagi, sepak bola gagal pulang ke tanah Inggris. Sudah hampir enam dekade, Inggris tidak pernah juara lagi baik di Piala Dunia atau Piala Eropa. 

Sepak bola seakan menjauh dari tanah Inggris. Lalu, butuh berapa tahun lagi untuk memulangkan sepak bola ke Inggris? Entah. Hanya waktu yang bisa menjawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun