Sekitar pukul empat pagi, jutaan pasang mata rakyat Indonesia tertuju pada layar kaca melihat Pratama Arhan yang akan menendang penalti penentu kemenangan Indonesia.Â
Pemain bernomor punggung dua belas itu mengambil ancang-ancang. Beban sebagai penentu kemenangan tentu berat. Dengan kaki kirinya, Arhan berhasil mengecoh kiper Korea Selatan dan memastikan Indonesia lolos ke semifinal Piala AFC U23.
Euforia kemenangan itu dirayakan seluruh pecinta sepak bola tanah air. Tak lupa para pemain yang sudah bekerja keras di lapangan ikut merayakan bersama penggemar yang hadir di stadion.Â
Tentu ini adalah momen bersejarah karena selangkah lagi Indonesia bisa tampil di Olimpiade Paris 2024. Mimpi bermain di Olimpiade bukan angan-angan lagi, tapi sudah di depan mata.Â
Di sisi lain, tentu kita harus apresiasi Shin Tae-yong yang telah menangani Timnas Indonesia dari nol hingga berhsil pada titik ini.Â
Namun, jauh sebelum itu, STY pernah mendapat perlakuan tidak menyenangkan ketika pulang dari Piala Dunia 2018 lalu.Â
Meski secara heroik berhasil meraih kemenangan atas juara bertahan Jerman, STY dianggap sebagai biang keladi karena Korea Selatan gagal melaju ke fase selanjutnya.
Ketika tiba di Korea Selatan, STY dilempari telur busuk dan guling oleh fans. Tentu hal itu sebagai bentuk protes kepada STY. Tak lama setelah itu, STY dipecat oleh KFA.Â
Dipinang IndonesiaÂ
Setelah menganggur hampir 1,5 tahun, STY menerima tawaran melatih Timnas Indonesia. Saat itu, bursa pelatih cukup panas antara dilatih kembali oleh Luis Milla atau STY.Â
Namun, PSSI lebih memilih STY. Saat itu sentimen negatif terhadap keputusan PSSI juga datang. Saya pribadi saat itu lebih memilih Luis Milla daripada STY.Â