Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Saat Gen Z Menangisi Prabowo Usai Diserang Anies dan Ganjar di Debat Capres

9 Januari 2024   19:14 Diperbarui: 9 Januari 2024   19:27 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z menangisi Prabowo usai diseang Anies dan Ganjar pada debat capres ketiga. | Foto: KOMPAS.COM

Rangakaian debat capres kembali digelar pada hari Minggu, 7 Januari 2024 di Istora Senayan. Pada debat ketiga kali ini, tema yang dibahas adalah pertahanan dan keamanan, geopolitik, globalisasi, hubungan internasional, dan politik luar negeri.

Dari sisi tema, tentu Prabowo Subianto diprediksi akan menguasai debat karena berstatus sebagai Menteri Pertahanan. Tapi, jika menilik pada debat semalam tidak demikian. 

Jabatan sebagai Mehan justru menjadi celah bagi dua paslon lain yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk menyerang Prabowo. Terutama atas kepemimpinan Prabowo selama menjabat sebagai Menhan. 

Sebagai pertahana, sangat wajar jika pada debat kemarin Prabowo seperti dikuliti kinerjanya. Dan tentu tugas dari Prabowo adalah menjawab semua kritikan paslon dengan kinerja yang telah ia lakukan. 

Namun, menurut hemat penulis, Prabowo justru kehilangan momen pada debat kali ini. Seharusnya materi pertahanan bisa diatasi, tapi sebaliknya. Ini hanya penilaian pribadi. 

Di sisi lain, pada debat kemarin ada momen di mana Anies dan Ganjar kompak saling serang Prabowo. 

Pada pemaparan visi misi, Anies sudah menyerang Prabowo. Misalnya dengan menyebut Menhan terkena serangan siber hingga banyak prajurit TNI yang tidak memiliki rumah dinas sementara Prabowo memiliki lahan luas hingga ratusan hektare. 

Pada debat kemarin, Anies memang full attacking saat bersua Prabowo. Bahkan, Prabowo cukup terpancing emosinya dan sempat memotong pembicaraan Anies. 

Tak tinggal diam, Prabowo pun mencoba menjawab kritikan Anies. Prabowo menyebut jika data yang diajukan Anies banyak yang keliru. Tentu publik akan ingat frasa "omon-omon" yang dilontarkan pada Anies. 

Frasa itu jelas untuk menyindir Anies yang terlalu teoretis. Baik Ganjar dan Anies kompak menyerang Prabowo. Misalnya terkait alutsista bekas. Selain itu, Anies juga meminta agar data belanja alutsista bekas dibuka ke publik. 

Prabowo menjawab jika ingin data itu dibuka maka bisa didiskusikan di tempat lain. Selain itu, menurut Prabowo usulan anggaran itu telah dibahas di DPR dan jelas terbuka. 

Ganjar pun menyerang Prabowo dengan menanyakan mengapa MEF menurun. Prabowo pun menjawab jika hal itu terjadi karena covid-19.

Namun, yang paling diingat publik adalah saat Anies bertanya pada Ganjar untuk memberi skor Kemenhan yang dipimpin oleh Pak Prabowo. 

Bagi saya, Anies dalam posisi ini seperti memberi umpan lambung pada Ganjar. Ganjar pun menjawab dan memberikan skor 5. Di sisi lain, Anies menyebut jika 5 terlalu tinggi. Anies memberi nilai 11 dari 100.

Momen ini banyak mendapatkan respon terutama di media sosial. Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan oleh Anies dan Ganjar seperti menguliti kinerja Pak Prabowo selama menjadi Menhan.

Tentu itu tidak salah karena yang dinilai adalah kinerja. Bagi saya, tidak ada unsur persoalan pribadi di situ. 

Tapi, apa yang dilakukan Anies justru mengundang simpati. Mereka bersimpati pada Pak Prabowo karena dinilai dikroyok oleh Anies dan Ganjar. 

Bahkan, dalam beberapa konten TikTok banyak Gen Z yang menangis melihat momen ini. Apalagi pada saat percakapan itu konten yang dibuat adalah mimik wajah Prabowo dan dibumbui lagu sedih. 

Maka bagi yang tidak menonton debat secara utuh tentu akan bersimpati pada Prabowo. Strategi yang tadinya menyerang bisa saja jadi bumerang. 

Di luar itu, tentu tidak salah jika ada Gen Z yang menangis ketika Pak Prabowo dikuliti seperti itu. Bagi saya itu adalah bagian dari ekspresi. 

Namun, yang saya sesali adalah narasi jika pada debat ketiga dinilai terlalu menyerang personal. Bagi saya tidak ada persoalan pribadi sama sekali. Itu murni menilai kinerja Prabowo sebagai seorang Menhan. 

Saya juga sangat menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo tentang ini. Secara tidak langsung, Jokowi sudah terang-terangan mendukung salah satu paslon alias tidak netral. 

Kita harus bisa membedakan antara menyerang personal dan mengkritisi kebijakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun