Prabowo menjawab jika ingin data itu dibuka maka bisa didiskusikan di tempat lain. Selain itu, menurut Prabowo usulan anggaran itu telah dibahas di DPR dan jelas terbuka.Â
Ganjar pun menyerang Prabowo dengan menanyakan mengapa MEF menurun. Prabowo pun menjawab jika hal itu terjadi karena covid-19.
Namun, yang paling diingat publik adalah saat Anies bertanya pada Ganjar untuk memberi skor Kemenhan yang dipimpin oleh Pak Prabowo.Â
Bagi saya, Anies dalam posisi ini seperti memberi umpan lambung pada Ganjar. Ganjar pun menjawab dan memberikan skor 5. Di sisi lain, Anies menyebut jika 5 terlalu tinggi. Anies memberi nilai 11 dari 100.
Momen ini banyak mendapatkan respon terutama di media sosial. Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan oleh Anies dan Ganjar seperti menguliti kinerja Pak Prabowo selama menjadi Menhan.
Tentu itu tidak salah karena yang dinilai adalah kinerja. Bagi saya, tidak ada unsur persoalan pribadi di situ.Â
Tapi, apa yang dilakukan Anies justru mengundang simpati. Mereka bersimpati pada Pak Prabowo karena dinilai dikroyok oleh Anies dan Ganjar.Â
Bahkan, dalam beberapa konten TikTok banyak Gen Z yang menangis melihat momen ini. Apalagi pada saat percakapan itu konten yang dibuat adalah mimik wajah Prabowo dan dibumbui lagu sedih.Â
Maka bagi yang tidak menonton debat secara utuh tentu akan bersimpati pada Prabowo. Strategi yang tadinya menyerang bisa saja jadi bumerang.Â
Di luar itu, tentu tidak salah jika ada Gen Z yang menangis ketika Pak Prabowo dikuliti seperti itu. Bagi saya itu adalah bagian dari ekspresi.Â
Namun, yang saya sesali adalah narasi jika pada debat ketiga dinilai terlalu menyerang personal. Bagi saya tidak ada persoalan pribadi sama sekali. Itu murni menilai kinerja Prabowo sebagai seorang Menhan.Â