Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sudah Ada Media Sosial, Mengapa Kampanye Masih Memakai Baliho?

4 Januari 2024   11:12 Diperbarui: 18 Januari 2024   14:05 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho yang dipasang secara sembarangan hanya akan menjadi sampah visual. | Foto: KOMPAS.COM

Jika sudah begitu, bukan simpati yang didapat tapi antipati. Pada akhirnya, baliho menjadi tidak efektif. 

Pemanfaatan media sosial

Dihimpun dari kompas.com, pengguna internet di Indonesia mencapai 212,9 juta pad awal 2023. Rata-rata, pengguna internet di Indonesia mengakses internet sekitar 7 jam 42 menit per hari. 

Dari layanan internet, banyak di antaranya mengakses informasi melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter (X), TikTok hingga YouTube. 

Masih dari data yang sama, rata-rata orang menghabiskan waktu hingga 3 jam untuk bermain media sosial. Perlu diketahui, rata-rata pengguna aktif media sosial adalah Generasi Milenial dan Generasi  Z yang menjadi lumbung suara terbanyak dalam pemilu. 

Jika melihat data di atas, tentu memanfaatkan media sosial menjadi cara jitu untuk menggaet pemilih muda. Sebetulnya para kandidat capres sudah memulainya. Misalnya Prabowo dengan gimick gemoy yang cukup sukses merebut hati kaum muda. 

Namun, Anies Baswedan melakukan pendekatan berbeda. Pak Anies memanfaatkan live di TikTok. Anies tidak membahas hal-hal berat, melainkan berbentuk interaksi dengan kaum muda. 

Belakangan, strategi itu sukses. Di Twitter muncul akun bubbleanies. Bagi fans K-Pop, akun bubble menjadi tempat interaksi bagi idol dan fans. Artinya, Anies setidaknya sukses merebut kaum muda. Bahkan Anies memiliki emote tersendiri yaitu burung hantu. 

Tak hanya itu, akun bubble itu memberikan informasi terupdate seputar Anies. Menariknya caption yang dipakai menggunakan bahasa Korea. 

Jejak Anies rupanya diikuti oleh Mahfud MD. Cawapres Ganjar Pranowo itu melakukan live di TikTok. Sama seperti Anies, Mahfud melakukan interaksi dengan pengguna. Bagi saya, menonton Pak Mahfud terasa mendapat kuliah hukum gratis. 

Saat ini, TikTok memang menjadi media sosial favorit. Arus informasi begitu besar di sini. Selain itu, pengguna TikTok jelas didominasi anak muda. 

Melakukan live TikTok jauh lebih efektif daripada hanya membuat konten semata. Hal itu karena pengguna bisa berinteraksi langsung dan melihat karakter calon secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun