Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Blue Lock Chapter 236: Pertaruhan Karier Hiori!

7 Oktober 2023   08:54 Diperbarui: 7 Oktober 2023   08:57 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isagi dan Hiori. | Foto: sportskeeda.com

Pertandingan antara Ubers melawan Bastard Munchen masih berlanjut. Skor masih imbang 2-2. Munchen memasukan Senjata baru yaitu Hiori. 

Pada chapter 235, Hiori sejatinya adalah kepingan terakhir yang diinginkan oleh Isagi. Meski Isagi sepenuhnya percaya pada Hiori, tapi ada kegamangan pada diri Hiori. 

Kegamangan itu adalah yang menjadi kekurangannya. Ketika Hiori membawa bola, ia dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menembak langsung atau mengoper pada Isagi. 

Hiori akhirnya memilih menembak bola dengan kaki kirinya. Kiper sudah terkecoh, tapi bek Ubers yaitu Sendou berhasil menghalau dengan kaki kirinya. 

Isagi mengapresiasi tendangan Hiori karena ia semakin yakin jika Hiori adalah kepingan puzle yang hilang. 

Lalu, bagaimana kelanjutan chapternya? Nah pada artikel kali ini akan diulas Blue Lock chapter 236. Berikut ulasan lengkapnya. 

Dalam lanjutannya, bola muntah itu mengarah pada Aiku. Dalam monolognya Hiori berkata, "sepertinya aku tidak dilahirkan untuk bermain sepak bola. Aku sudah melalui banyak hal. Tapi aku percaya bahwa sepak bola adalah alasanku untuk tetap hidup."

Hiori tetap diam di lapangan dan ia tersenyum. Ketika terdiam, tiba-tiba Isagi memanggil Hiori. 

Di depan Hiori, Aiku tengah melindungi bola agar tidak dicuri. Ubers bersiap untuk melakukan serangan balik. 

Di sisi lain, Raichi memerintahkan rekan setimnya untuk bersiap-siap. 

Dalam monolognya Hiori berkata,"Isagi-kun apakah kau masih percaya padaku? Apa yang kau harapkan dariku? Padahal aku telah mengambil tindakan egois dan mengkhianatimu. Apa lagi yang bisa kulakukan?"

Isagi lalu berlari di samping Hiori dan berkata,"jangan lihat,  jangan berpikir, lakukan saja! Selangkah lebih maju dari imajinasi kita, refleks."

Hiori bingung dengan yang dikatakan Isagi. Ia bingung maksud refleks tadi. Hiori kembali teringat dengan apa yang dikatakan kedua orangtuanya bahwa ia akan menjadi pemain hebat di dunia. 

Ada yang berbeda dari ekspektasi orang tua Hiori dan Isagi. Orangtuanya menaruh harapan pada Hiori sebagai manusia yaitu menjadi pemain hebar di dunia. 

Tapi, Isagi berbeda. Ia menaruh ekspektasi pada Hiori hanya untuk mencapai tujuan yang bisa mengubah masa depan. 

Hiori menyebut jika Isagi adalah tipe orang yang selalu mencari orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Itu sebabnya semua orang terpesona pada Isagi dan terus berevolusi. 

Isagi dan Barou mencoba merebut bola. Tapi rekan Isagi yaitu Yukimiya dan Raichi mencoba menghalangi Barou. Ketika Barou menendang bola, Kunigami dapat menghentikannya.

Gagamaru lalu mendapatkan bola sebelum Sendou dan Aiku melompat. 

Hiori akhirnya menemukan kepercayaan diri untuk bermain sepak bola. Hiori mengatakan ia akan menemani Isagi dan membagikan imajinasinya. 

Pada akhirnya, Hiori memilih sepak bola. Alasannya sudah berbeda yaitu ingin mewujudkan mimpi bersama Isagi. Tentu alasan ini berbeda dari sebelumnya yang mana Hiori ingin menjaga kedua orangtuanya agar tidak bercerai. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun