Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Fajar/Rian Kalah untuk Pertama Kalinya Ganda Putera Gagal Meraih Medali di Asian Games

5 Oktober 2023   11:17 Diperbarui: 5 Oktober 2023   12:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar/Rian kalah di perempat final Asian Games 2022 oleh Lee Yang/Wang Chi Lin dengan skor 19-21 dan 18-21. | Foto: Antara

Target tiga medali emas badminton di Asian Games 2022 pupus sudah. Hal itu karena sektor beregu putera dan puteri gagal di perempat final. Sementara itu, di sektor perorangan, Fajar/Rian kalah dan gagal melaju ke semifinal. 

Dengan hasil itu, praktis wakil Indonesia yang tersisa ketika artikel ini dibuat hanya Anthony Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung. 

Ginting akan bersua Li Shi Feng, sementara Gregoria akan bersua Aya Ohori. Menurut hemat penulis, Gregoria memiliki peluang untuk meraih kemenangan dan mengulang apa yang dilakukan oleh Susi Susanti pada Asian Games 1994.

Sejak saat itu, tidak ada lagi tunggal puteri Indonesia yang bisa lolos ke semifinal. Artinya, sudah 29 tahun Indonesia puasa medali di sektor tunggal puteri. Bahkan, usia itu jauh lebih tua dari umur Grego. 

Di sisi lain, kita juga harus menerima pil pahit atas kegagalan Fajar/Rian. Melawan wakil Chinese Taipei, Fajar/Rian harus kalah dua game langsung dengan skor 19-21 dan 18-21.

Dengan kekalahan itu, Fajar/Rian gagal mengulang pencapaiannya di Asian Games 2018 lalu yang saat itu meraih medali perak dan kalah dari Kevin/Marcus.

Di luar itu, tentu yang menjadi sorotan adalah untuk pertama kalinya sejak Asian Games 1962, ganda putera Indonesia gagal meraih medali. Artinya, untuk pertama dalam sejarah Asian Games, ganda putera Indonesia gagal meraih medali. 

Sejak dipertandingkan tahun 1962, Indonesia mengoleksi delapan emas, lima perak, dan delapan perunggu. Dengan hasil itu, Indonesia menjadi negara tersukses untuk sektor ganda putera. 

Bahkan tiga edisi Asian Games sebelumnya, Indonesia selalu meraih medali emas di sektor ganda putera.

Ada Markis Kido/Hendra Setiawan tahun 2010 berhasil menyabet emas, lalu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tahun 2014, terakhir ada Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tahun 2018.

Tentu hasil itu menjadi pukulan telak bagi PBSI karena gagal mencapai target tiga medali emas. Padahal, secara keseluruhan Indonesia ditargetkan setidaknya bisa meraih sepuluh medali emas. 

Artinya, target sepuluh medali emas bisa saja tidak tercapai. Hasil ini di luar keinginan kita semua dan penulis berharap, PBSI bisa berbenah.

Di luar itu, perlu kita akui peforma Fajar/Rian jauh menurun dibanding tahun 2022 lalu. Bahkan, dalam beberapa turnamen, Fajar/Rian selalu kalah di babak awal. 

Sejak juara All England, peforma Fajar/Rian turun drastis. Selain itu, tahta sebagai nomor satu dunia bisa saja dikudeta oleh Liang Wei Keng/Wang Chang. 

Dengan hasil yang tidak memuaskan ini, tentu ini menjadi alarm bagi Indonesia, khususnya sektor ganda putera. Ganda putera Indonesia sudah tidak sekuat dulu lagi dan negara lain sudah mulai mengejar. 

Jika terus begini, bukan tidak mungkin kita hanya akan menikmati romantisme kejayaan ganda putera saja. Kita akan berkutat sejarah dan hanya akan mengagungkan tanpa bisa meneruskannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun