Tentu hasil itu menjadi pukulan telak bagi PBSI karena gagal mencapai target tiga medali emas. Padahal, secara keseluruhan Indonesia ditargetkan setidaknya bisa meraih sepuluh medali emas.Â
Artinya, target sepuluh medali emas bisa saja tidak tercapai. Hasil ini di luar keinginan kita semua dan penulis berharap, PBSI bisa berbenah.
Di luar itu, perlu kita akui peforma Fajar/Rian jauh menurun dibanding tahun 2022 lalu. Bahkan, dalam beberapa turnamen, Fajar/Rian selalu kalah di babak awal.Â
Sejak juara All England, peforma Fajar/Rian turun drastis. Selain itu, tahta sebagai nomor satu dunia bisa saja dikudeta oleh Liang Wei Keng/Wang Chang.Â
Dengan hasil yang tidak memuaskan ini, tentu ini menjadi alarm bagi Indonesia, khususnya sektor ganda putera. Ganda putera Indonesia sudah tidak sekuat dulu lagi dan negara lain sudah mulai mengejar.Â
Jika terus begini, bukan tidak mungkin kita hanya akan menikmati romantisme kejayaan ganda putera saja. Kita akan berkutat sejarah dan hanya akan mengagungkan tanpa bisa meneruskannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H