Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apriyani/Fadia Akhiri Penantian 28 Tahun Ganda Puteri di Kejuaraan Dunia BWF

26 Agustus 2023   18:49 Diperbarui: 26 Agustus 2023   19:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apriyani Rahayu/Siti Fadia berhasil ke final Kejuaraan Dunia BWF 2023 usai kalahkan Kim So Yeong/Kim Hee Yong. | Foto: Dok. PBSI via kompas.com

Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti berhasil melaju ke final Kejuaraan Dunia BWF usai mengalahkan pasangan Korea Selatan Kim So Yeong/Kim Hee Yong dengan skor 21-9 dan 22-20.

Indonesia berhasil mengirim satu wakil di final Kejuaraan Dunia BWF 2023 melalui sektor ganda puteri yang diwakili Apriyani Rahayu/Siti Fadia. 

Bisa dibilang, pada kejuaraan dunia kali ini sektor andalan yaitu ganda putera mengalami penurunan. Unggulan pertama yaitu Fajar Alfian/Rian Ardianto langsung kalah di babak 64 besar. 

Di sekor tunggal putera, unggulan kedua Anthony Ginting memutuskan mundur dari turnamen karena masih berduka. Sementara Jojo, langsung kalah di babak 64 besar oleh Lee Zii Jia. 

Hingga babak perempat final, Indonesia hanya menyisakan empat wakil melalui tunggal puteri, ganda putera, dan ganda puteri. 

Gregoria harus takluk dari sang juara bertahan Akane Yamaguchi dengan skor 16-21 dan 18-21.

Bagas/Fikri takluk dari calon ganda putera kuat dunia asal China, Liang Wei Keng/Wang Chang melalui rubber game. 

Sementara itu, The Daddies harus takluk dari pasangan Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae dengan skor 19-21 dan 17-21.

Indonesia akhirnya mengamankan satu medali perunggu setelah Apriyani/Fadia unggul dari Yuki Fukushima/Sayata Hirota melalui rubber game. 

Apriyani/Fadia kembali unjuk gigi setelah unggul atas Kim So Yong/Kim Hee Yong melalui straight game dengan skor 21-9 dan 22-20 dan berhasil melaju ke final. 

Pada gim pertama, Apri/Fadia tampil begitu garang. Permainan sepenuhnya dikendalikan Apri/Fadia.

Senyuman Apri yang belakangan menjadi obat stress ternyata ampuh. Apri tampil begitu garang dengan smash yang keras. Sementara Fadia, tampil apik di depan net. 

Di gim kedua, laga berjalan ketat. Terjadi reli panjang untuk merebut satu poin saja. Di pertengahan gim kedua, pasangan Korea sempat mengejutkan karena berhasil unggul 18-17.

Akan tetapi, senyuman Apri seakan memberi kode bahwa pertandingan akan berjalan lancar. Skor imbang terus terjadi hingga 20-20. Pada akhirnya, gim kedua direbut Apri/Fadia dengan skor 22-20.

Dengan hasil ini, Apri berhasil meraih medali ketiganya di Kejuaraan Dunia. Lebih hebatnya lagi, Apri berhasil upgrade medali setelah sebelumnya meraih medali perunggu. 

Sementara bagi Siti Fadia menjadi medali pertamanya dan berpotensi meraih medali emas jika berhasil menang di final melawan unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. 

Penantian 28 tahun

Selain mengukir rekor pribadi, Apri/Fadia berhasil memecah kebuntuan ganda puteri Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF. 

Setelah 28 tahun lamanya atau tahun 1995, ganda puteri Indonesia akhirnya kembali ke final setelah sebelumnya Finarsih/Lili berhasil mencapai posisi itu. 

Bukan tidak mungkin, Apri/Fadia menjadi ganda puteri pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar juara. Meski begitu, perjalanan Apri/Fadia tidak mudah. 

Apalagi peforma keduanya sempat menurun di beberapa turnamen. Akan tetapi, detox berupa senyum dari Apri begitu ampuh, khususnya di Kejuaraan Dunia kali ini. 

Terbukti, Apri/Fadia berhasil mengalahkan banyak unggulan. Di babak 16 besar, Apri/Fadia berhasil tumbangkan unggulan kedua adal Korea Selatan Baek Ha Na/Lee So Hee. 

Di perempat final, lawan Apri/Fadia tidak mudah. Yuki Kushima/Hirota menjadi unggulan lain yang berhasil dikalahkan. Terbukti, Apri/Fadia harus menyelesaikan laga melalui rubber game dengan waktu 77 menit. 

Di semifinal, Apri/Fadia kembali tumbangkan unggulan ketiga. Praktis, lawan yang dikalahkan Apri/Fadia bukan lawan enteng karena unggulan atas. 

Sementara itu, Apri/Fadia menjadi unggulan ke-11. Meski begitu, angka tidak penting. Terbukti Apri/Fadia terus melaju hingga ke final. 

Meski begitu, di laga final Apri/Fadia harus berhati-hati karena akan melawan "raja terakhir" di sektor ganda puteri yang sekaligus unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. 

Pasangan asal China itu adalah juara bertahan dan tentu memiliki motivasi untuk melakukan hattrick. Akan tetapi, kita berharap senyuman Apri dan tatapan tajam Fadia mampu menghentikan dominasi Chen/Jia.

Kita berharap, Apri tidak hanya upgrade ke medali perak saja tapi emas. Kita juga berharap Fadia mampu mengukir sejarah bagi dirinya dan bangsa Indonesia dengan meraih medali emas. 

Di sisi lain, jika Apri/Fadia juara bisa mengakhiri catatan buruk Indonesia yang bisa dibilang gagal di lima turnamen terakhir. 

Indonesia gagal di Indonesia Open, Japan Open, Korea Open, dan Japan Open. Hanya di Taipei Open saja Indonesia mampu merebut satu gelar melalui Chico Aura Dwi Wardoyo. 

Kita berharap, Apri/Fadia terus mengukir sejarah dan berhasil melengkapi gelar juara Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF. Sehingga, Indonesia berhasil mencatat gelar juara di semua sektor seperti Olimpiade. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun