dalam satu headline berita, seorang bos J&T bunuh diri diduga karena judi online. Di lain tempat, ada berita lain yang menyebut selebgram kembar ditangkap polisi karena promosikan judi online.Â
Lebih heboh lagi, beberapa waktu ke belakang di twitter sempat heboh karena ada artis papan atas Indonesia yang promosikan judi online dengan mengganti frasa tersebut menjadi "game online."
Jika kita telisik lagi, promosi judi online memang begitu masif. Di twitter misalnya, saya kerap menemukan akun judi online, bahkan sudah centang biru yang selalu ikut nimbrung di kolom komentar base.Â
Tentu berkat fitur centang biru, maka komentar akun tersebut akan nangkring paling atas. Belum lagi, akun media sosial sepak bola, kerap menyelipkan promosi situs judi online.Â
Atau, saya kerap melihat short video di YouTube, reels instagram, di mana di dalam video tersebut ditempel watermark situs judi online meski tulisan tersebut kecil. Tapi, jika kita jeli, itu adalah promosi yang sangat halus.Â
Terbaru, ada satu thread di twitter yang mengaku telah membayar untuk promosikan content mereka (judi) di akun Area Julid. Tapi, Area Julid tidak melakukan promosi karena tidak menerima content judi.Â
Meskipun si pembayar merasa kecewa karena telah ditipu oleh Area Julid. Pasalnya, ia telah membayar sejumlah uang dan dijanjikan contentnya akan dipromosikan. Akan tetapi, pihak Area Julid tidak ada itikad baik.
Di luar itu, saya ingin membahas bagaiman masifnya promosi judi slot ini. Ketika Januari 2022 lalu, saya sempat melamar pekerjaan di LinkedIn, posisi yang ditawarkan adalah content writer.Â
Alasan ingin melamar di posisi itu karena pernah bekerja di posisi yang sama di sebuah yayasan penggalang dana. Nama perusahaan tersebut sangat keren bagi saya karena ada kata "tech."
Gambaran saya tentu perusahaan itu bergerak di bidang teknologi. Ketika saya cek websitenya, perusahaan tersebut memang bergerak di bidang jasa pembuatan website dan lain sebagainya.Â
Singkat cerita, saya kemudian dihubungi untuk interview. Ketika interview pertama, saya mengobrol cukup banyak. Recruiter menyebut tugas saya adalah mempromosikan "game online" dan Indonesia adalah pasar yang dituju.Â
Dia menyebut jika perusahaan ini terletak di Filipina. Dan Indonesia adalah pasar selanjutnya karena katanya menjanjikan. Saya masih tidak diberi tahu game apa yang dimaksud karena menyebut banyak game.Â
Yang jelas, di Filipina sana katanya game online sudah legal jadi pasar di sana sudah terpenuhi. Nah, tinggal di Indonesia yang belum karena game online dicap negatif. Tentu pikiran saya saat itu, game online yang dimaksud seperti e-Sport.Â
Kemudian, saya dihubungi untuk interview lagi oleh user. Saat interview, saya ditanya beberapa hal terutama soal penulisan artikel. Singkat cerita, saya diterima dengan nominal gaji besar bagi saya, yaitu Rp. 6 juta perbulan dan bisa naik plus bonus.Â
Saya diminta datang ke Bali, di Bali saya harus tanda tangan kontrak, dan bekerja kurang lebih dua bulan. Setelah itu, saya terbang ke Filipina dan membuat content game online untuk pasar Indonesia.Â
Namun, ada satu hal yang mengganjal dan memutuskan saya tidak mengambil pekerjaan itu. User mengatakan saya harus membuat konten judi online, terutama untuk pasar Indonesia.Â
Di sinilah pergulatan hati saya bergejolak. Tentu gaji besar dan fasilitas seperti apartemen, kendaraan, dan liburan begitu menggoda. Tapi, saya akhirnya enggan mengambil pekerjaan itu karena tidak sesuai dengan hati saya.Â
Jadi, saya baru tahu mengapa nanti bekerja di Filipina. Hal itu karena di sana sudah legal. Jadi apa yang saya lakukan tidak melanggar hukum di sana. Tapi, di Indonesia lain lagi.Â
Untuk itu, saya diminta promosikan judi online ini di Indonesia. Lebih hebatnya lagi, artikel yang saya buat tetap menggunakan bahasa Indonesia. Jadi, ya memang Indonesia sudah jadi target mereka.Â
Meski bekerja di sana legal, tapi marketnya Indonesia yang mana hal itu ilegal, saya tetap tidak mengambil posisi itu karena secara tidak langsung saya menjerumuskan orang-orang untuk main judi.Â
Dan jika saya benar-benar mengambil pekerjaan itu, mungkin saya akan melakukan perbuatan di awal artikel ini. Entah itu promosi di fanbase besar, membayar selebgram, hingga artis.Â
Masifnya kampanye itu, judi slot kian mengkhawatirkan. Teman-teman saya kini ikut main meski cuma hepi-hepi. Lebih parahnya lagi, salah satu saudara saya bahkan terlilit hutang puluhan juta rupiah karena judi slot.
Jika kampanye masif itu dibiarkan, bukan tidak mungkin judi slot semakin banyak memakan korban. Apalagi, seperti yang sudah dibahas sebelumnya Indonesia adalah target mereka.Â
Parahnya lagi, ada akun YouTube yang membahas judi slot dengan dalih memberi "tipis pola agar gacor." Padahal, sama seperti kasus investasi bodong, mereka telah dibayar dan memang diatur untuk menang.Â
Jadi, masifnya judi slot hari ini, asumsi saya karena Indonesia memang jadi market mereka. Dan tim marketing itulah yang berperan menyebarkanya.
Ingat yang bang Rhoma matakan, kemenangan itu awal dari kekalahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H