Berkat kemenangan ini, Jorji berhasil melaju ke perempat final. Dengan hasil ini, Jorji berhasil menorehkan rekor di All England.Â
Itu karena sudah 10 tahun tidak ada tunggal putri yang lolos ke perempat final. Terakhir kali terjadi tahun 2013. Saat itu Lindaweni Fanetri berhasil melaju ke perempat final.Â
Setelah itu, tidak ada lagi tunggal putri yang berhasil melaju ke perempat final di All England. Kini, setelah menunggu satu dekade, penantian itu berakhir.Â
Lebih jauh lagi, terakhir kali tunggal putri Indonesia juara All England adalah tahun 1994 yang mana saat itu Susi Susanti berhasil back to back juara.Â
Artinya sudah hampir tiga dekade atau 29 tahun tunggal putri Indonesia puasa gelar. Lalu, apakah penantian panjang itu akan berakhir di tangan Jorji?
Jika rekor 10 tahun milik Lindaweni saja bisa disamai, bukan tidak mungkin rekor itu akan terlewati dan mengulang apa yang telah diraih Susi Susanti 29 tahun silam.Â
Meski begitu, di perempat final hadangan bagi Jorji tidak mudah karena bersua Chen Yufei.Â
Nasib tunggal putera tidak jauh berbeda dengan tunggal putri. Terakhir kali tunggal putera Indonesia juara All England adalah tahun 1994.
Sama seperti Susi Suanti, Hariyanto Arbi berhasil back to back juara pada tahun 1993 dan 1994. Selepas itu, tidak ada lagi tunggal putera Indonesia yang juara.Â
Bahkan sekelas Taufik Hidayat pun tidak mampu mengakhiri puasa gelar yang lama ini.Â
Dari empat wakil yang bertanding, Anthony Ginting menjadi satu-satunya wakil yang tersisa. Ginting berhasil ke perempat final setelah revans dari Prannoy HS melalui rubber game.Â