Bukan kali ini saja RK terlibat adu komen di instagram dengan netizen. Sebelumnya, RK juga sempat terlibat dengan netizen terkait Mesjid Al-Jabbar. Tagar suganteh pinter sempat menggema.Â
Sama seperti saat ini, RK kembali menyematkan komentar sehingga dilihat oleh banyak orang. Lalu, apa yang terjadi? Sudah pasti pendukung RK menyerbu komenan tersebut.Â
Hal yang sama juga dilakukan oleh RK terhadap Sabil. Entah apa maksud RK selalu menyematkan komentar seperti itu. Apakah ingin dirujak oleh netizen atau bukan? Entahlah.
Tapi yang jelas hal itu menunjukkan jika RK memanfaatkan followersnya. Tidak sedikit juga mereka yang komentarnya disematkan oleh RK diserbu yang mana perilaku itu justru mengarah pada doxing.Â
Saya kira, dalam kasus ini RK tidak perlu reaktif yang berujung pada pemecatan guru honorer. Meski sempat menyangkal, tapi menurut pangakuan Sabil, RK mengirim DM pada instansi Sabil.Â
Tentu saja meski tidak secara terus terang ada kata memecat, tapi dengan power yang besar sebagai gubernur, maka inilah yang terjadi. RK secara tidak langsung menunjukkan power yang besar.Â
Selain itu, pemecatan tersebut juga dinilai tidak sesuai prosedur. Perilaku RK yang reaktif tersebut semakin menunjukkan jika pejabat enggan dikritik. Jika kritik secara sopan tidak didengar dan kasar berujung pemecatan, harus seperti apa kritik itu disampaikan?Â
Sekali lagi, terlalu berlebihan jika harus memecat Sabil. Toh jika memang ia salah, hukumannya pun tidak perlu dipecat, cukup diberi peringatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H