Saya selalu terkesima ketika menonton film fiksi ilmiah. Meski tidak mengerti teori-teori ilmiahnya, tapi fiksi ilmiah membuka pandangan baru bahwa apa yang ada di film bisa menjadi kenyataan.Â
Misalnya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Beberapa film memberi gambaran betapa hebatnya AI. Bahkan ia menjadi asisten yang baik bagi Shuuri dalam film Black Panther Wakanda Forever.Â
Dunia kita saat ini tengah mengarah ke sana. Era kecerdasan buatan lambat laun akan datang. Kita tinggal menunggu waktu kapan teknologi itu datang.
Adanya ChatGPT cukup menggemparkan karena dinilai mampu membantu beberapa pekerjaan seperti membuat artikel atau jurnal. Meski begitu, ChatGPT juga masih belum sempurna dan potensi missleading masih ada.Â
Bukan tidak mungkin beberapa pekerjaan yang ada saat ini justru digantikan oleh teknologi AI. Salah satu profesi yang bisa saja terancam adalah pengacara.Â
Meski terdengar aneh, nyatanya robot yang dibuat untuk persidangan itu telah ada dan pernah digunakan di Amerika Serikat. Lantas apakah AI mampu menggantikan profesi ini?Â
Robot pengacara
Perusahaan DoNotPay merancang robot pengacara AI. CEO DoNotPay, Joshua Browder mengatakan robot bikinannya itu berjalan di smartphone. Pengacara AI ini mendengarkan argumen di pengadilan dan merumuskan pendapat untuk terdakwa secara real time.Â
Browder menuturkan mesin bikinannya memakai template AI untuk memenangkan lebih dari dua juta perselisihan dan kasus pengadilan atas nama individu melawan institusi bahkan organisasi.
Robot AI digunakan dalam perkara tilang lalu lintas. Nantinya orang yang berpekara dalam kasus ini akan memakai kacamata pintar yang berfungsi merekam situasi persidangan.Â
Sistem kemudian akan memberi tahu tanggapan pada pihak berperkara melalui airpod. Alasan Browder mengembangkan robot pengacara terbilang mulia.Â