Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liverpool Dihantui Kutukan Musim Ketujuh Juergen Klopp

12 Februari 2023   10:25 Diperbarui: 12 Februari 2023   21:27 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juergen Klopp mengalami masa sulit bersama Liverpool pada musim 2022/2023. | Foto: AFP/ MICHAEL REGAN via KOMPAS.COM

Liverpool tengah menjalani fase sulit musim ini. Hingga pekan ke-21, anak asuhan Juergen Klopp berada di posisi ke-10 dengan koleksi 29 poin dari 20 laga. 

Jika Anda aktif atau mengikuti "meme" sepak bola, khususnya Liga Inggris, maka Liverpool dan Chelsea adalah dua tim yang banyak menjadi perbincangan. Tapi, hal itu tidak terlepas dari peforma klub yang anjlok. 

Liverpool yang sekarang tidak sama seperti musim-musim sebelumnya. Saat ini, anak asuhan Juergen Klopp itu terseok-seok di posisi ke-10 dengan perolehan 29 poin dari 20 laga. 

Tentu hasil ini tidak diinginkan. keterpurukan Liverpool bisa datang dari berbagai faktor. Hengkangnya Sadio Mane dan pengganti yang tidak sepadan menjadi salah satunya. 

Tapi, di balik itu semua ada satu mitos yang sulit dipecahkan oleh Klopp. Yakni kutukan musim ketujuh. Terdengar klise, tapi mitos dalam sepak bola memang ada dan diyakini oleh sebagian orang atau pemain itu sendiri. 

Misalnya Cristiano Ronaldo yang selalu memakai nomor 7. Nomor 7 adalah angka keberuntungan bagi Ronaldo, ketika ia pindah ke Real Madrid memakai nomor 9, performanya masih kurang. 

Tapi, ketika Raul Gonzales pensiun dan nomor 7 diwariskan padanya. Ronaldo tampil menggila. Jose Mourinho juga mengalami hal yang sama, yakni kutukan musim ketiga.

The Special One selalu gagal di musim ketiga saat melatih klub. Entah itu saat bersama Chelsea, Real Madrid, atau Manchester United. Semuanya berakhir dengan pemecatan. 

Juergen Klopp juga mengalami hal yang sama. Jika angka 7 bagi Ronaldo adalah keberuntungan, maka tidak dengan Klopp. Angka 7 adalah kutukan karena Klopp selalu gagal dalam meramu tim di musim ketujuh. 

Kutukan musim ketujuh Klopp

Juergen Klopp merupakan salah satu pelatih top. Hal itu bisa dilihat dari gelar yang diraih bersama klub yang ia tangani. 

Ketika di Liga Jerman, Klopp berhasil membawa Mainz 05 pada tahun 2001. Ia sukses mempertahankan Mainz di kasta tertinggi meski terseok-seok. 

Capaian terbaik Klopp ketika di Mainz adalah berhasil membawa klub tersebut tampil di Piala UEFA pada musim 2005/2006.

Sayang, pada musim keenam Mainz harus terdegradasi. Pada musim ketujuh, Klopp akhirnya mengundurkan diri dari Mainz karena gagal membawa Mainz promosi ke Liga Jerman. 

Setelah dari Mainz, pada tahun 2008 Klopp hijrah ke Borussia Dortmund menggantikan Thomas Doll yang saat ini menukangi Persija Jakarta. Di sinilah Klopp mulai dikenal. 

Klopp bersama Dortmund berhasil merusak dominasi Bayern Muenchen di Liga Jerman. Pada musim perdana, Klopp berhasil membawa Dortmund juara DFB Supercup mengalahkan Munchen. 

Hebatnya lagi, Klopp berhasil membawa Dortmund back to back juara Liga Jerman pada musim 2010/2011-2011/2012. Klopp juga berhasil membawa Dortmund ke final Liga Champions meski gagal di final oleh Bayern Muenchen pada musim 2012/2013.

Sayang, pada musim ketujuh atau 2014/2015, Klopp kembali gagal dan harus mengundurkan diri karena Dortmund tidak berhasil mendapat gelar apa pun dan finish di posisi ketujuh. 

Prestasi Klopp bersama Dortmund membuat Liverpool kepincut. Akhirnya, Klopp diboyong Liverpool pada tahun 2015.

Meski begitu, Klopp tidak bisa langsung memberikan gelar pada The Reds. Ia butuh waktu sekitar empat tahun untuk memberi gelar bagi Liverpool. 

Tentu capaian tertinggi Klopp bersama Liverpool saat itu adalah dengan juara Liga Champions Eropa 2018/2019. Di final, Liverpool berhasil mengandaskan perlawanan Tottenham Hotspur. 

Gelar itu diikuti sederet gelar lain seperti juara Piala Super UEFA, Piala Dunia Antar Klub, Piala Liga Inggris dan tentunya juara Liga Inggris edisi 2019/2020.

Akan tetapi, capaian manis itu tersendat di musim 2022/2023. Liverpool mengawali Liga Inggris dengan catatan buruk. Di tiga laga awal, Liverpool hanya meraih dua hasil imbang dan satu kali kalah. 

Hasil imbang itu didapat saat bersua Fulham dengan skor 2-2 dan Crystal Palace dengan skor 1-1. Sementara itu, kekalahan diraih saat bersua Manchester United dengan skor 1-2.

Hasil minor itu membuat rekor buruk bagi Liverpool era Klopp. Hal itu karena untuk pertama kalinya, Liverpool tidak meraih kemenangan di tiga laga awal sejak Klopp datang ke Anfield. 

Catatan minor itu masih berlanjut di tahun 2023. Hingga pekan ke-21, Liverpool masih tertahan di posisi 10 dengan mengoleksi 29 poin dari 20 laga. 

Bahkan di tahun 2023, Liverpool belum meraih kemenangan di liga Inggris. Kemenangan terakhir Liverpool di Liga Inggris terjadi tahun lalu atau 31 Desember 2022.

Saat itu, Liverpool berhasil menang kontra Leicester City dengan skor 2-1. Setelah itu, Liverpool mengalami kekalahan dari tim-tim kecil seperti Brenford, Wolves, hingga Brighton. 

Di tahun ini, Liverpool hanya bermain untuk dua kompetisi saja yakni Liga Inggris dan Liga Champions. Di Piala FA, Liverpool lagi-lagi takluk dari Brighton. 

Sementara itu, di Liga Champions sendiri Liverpool akan menghadapi lawan tangguh yakni Real Madrid. Jadi, saat ini perburuan gelar juara bagi Liverpool kian rumit. 

Liverpool bisa saja meraih juara Liga Champions jika berhasil meraih hasil positif kontra Madrid. Meski begitu, secara catatan Liverpool selalu kesulitan saat bersua Madrid.

Sementara di Liga Inggris, Liverpool terpaut 22 poin dengan Arsenal di puncak klasemen. Hal paling logis untuk dikejar tentu finish di posisi zona Liga Champions. 

Menarik untuk kita lihat, apakah Klopp akan keluar dari kutukan musim ketujuh atau justru memperpanjang catatan itu. 

Faktor lain

Tentu tidak fair jika hanya menyalahkan Klopp lewat mitos kutukan musim ketujuh di balik menurunnya peforma Liverpool. Hal itu karena ada faktor lain, terutama kedalaman skuad. 

Hilangnya Sadio Mane jelas begitu terasa. Drawin Nunez yang didapuk mengisi pos itu bermain kurang meyakinkan. Nunez bahkan kerap jadi bulan-bulanan warganet karena dinilai selalu membuang peluang. 

Tak hanya itu, Liverpool kembali menambah amunisi baru dengan mendatangkan Cody Gakpo. Sama seperti Nunez, Gakpo masih belum nyetel. Ia belum mencetak sebiji gol pun. 

Maka muncul akronim yang cukup nyeleneh daru warganet untuk lini depan Liverpool yakni Gak Win Lah (Gakpo, Darwin, dan Salah). 

Begitu juga dengan sektor lain seperti lini tengah dan belakang. Pada saat melawan Wolves, hilangnya Van Dijk begitu terasa sampai-sampai Liverpool dibantai 3-0.

Pada pekan ke-22 nanti, Liverpool akan bersua Everton dalam derbi Merseyside. Tentu ini laga tak mudah, Everton sudah memberi alarm pada Liverpool karena berhasil mengalahkan Arsenal pekan lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun