Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Blue Lock: Sebuah Proyek Mencari Striker Hebat dan Antitesis Captain Tsubasa

1 Februari 2023   10:24 Diperbarui: 1 Februari 2023   10:46 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam anime ini juga disinggung beberapa sosok striker hebat seperti Pele yang berhasil membawa Brazil juara Piala Dunia. Sama seperti Tsubasa, tentu saja Blue Lock memiliki misi tersendiri. 

Yakni mereformasi dalam mencari sosok seorang striker melalui anime. Jika Captain Tsubasa bisa, mengapa Blue Lock tidak? Mungkin itulah garis besar anime ini rilis. 

Selain itu, berbeda dengan Captain Tsubasa yang menonjolkan perjuangan dalam menjuarai turnamen nasional dan kerja sama tim sebagaimana anime shounen lainnya, di Blue Lock tidak demikian. 

Justru hal berbau egoisme paling menonjol. Pada intinya, anime ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang striker perlu bersikap egois jika itu memang dibutuhkan dan peluang gol jauh lebih tinggi. 

Sehingga apa yang disesali oleh Isagi pada awal cerita tidak akan terjadi. Naluri dan insting seorang striker harus tinggi dalam mencetak gol. Itulah titik utama anime ini. 

Kritik kegagalan Jepang

Secara gamblang animanga Blue Lock adalah kritik atas kegagalan Jepang di babak 16 besar Piala Dunia 2018 kontra Belgia. Padahal saat itu Jepang unggul 2-0 lebih dulu. 

Sayangnya Belgia justru berhasil comeback dan berbalik unggul 3-2. Animanga ini juga mengkritik federasi Jepang yang menganggap jika sepak bola hanyalah bisnis. 

Federasi Jepang seolah tidak peduli dan lebih memilih Jepang menjadi kelas nomor dua dalam sepak bola. Seakan-akan sistem yang ada saat ini sudah cukup, artinya tidak mau berkembang lagi. 

Lolos ke Piala Dunia dan berhasil mengorbitkan pemain ke Eropa dirasa sudah cukup. Padahal Jepang bisa saja melangkah lebih jauh dari itu. Satu hal yang pasti, Blue Lock juga mengkritik minimnya seorang striker di Timnas Jepang. 

Sepertinya program Blue Lock belum berjalan. Hal itu bisa kita lihat di Piala Dunia 2022 lalu. Jepang tetap tidak bisa lolos dari 16 besar karena kalah oleh Kroasia. Lagi-lagi tidak hadirnya si nomor 9 membuat Jepang tidak lolos karena gol yang dinantikan tidak kunjung hadir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun