Seperti yang diketahui, ketika pemain muda Jepang berbondong-bondong pergi ke Eropa, Mitoma tidak demikian. Ia memilih melanjutkan studi dan mempelajari hal mendasar tentang olahraga.Â
Setelah lulus kuliah, Mitoma kembali berkarier di sepak bola. Kawasaki Frontale kembali memberikan kesempatan kedua pada Mitoma. Tak banyak pikir, Mitoma mengambil tawaran tersebut dan berkarier di J-League, kasta tertinggi Liga Jepang.Â
Penampilan Mitoma bersama Kawasaki Frontale memukau. Akhirnya Brighton kepincut dan meminang Mitoma. Sebelum berkarier di Premier League, ia dipinjamkan lebih dulu ke klub Belgia.Â
Kini, Mitoma menjelma menjadi ahli dribel di Liga Inggris. Laga kontra melawan Liverpool di Piala FA kemarin memberikan statistik yang memukau bagi Mitoma.Â
Opta mencatat, Mitoma sukses melakukan 10 dribel di dalam kotak penalti di seluruh kompetisi musim ini sekaligus menjadi yang terbanyak dibanding pemain mana pun.
Menariknya, setengah dari itu datang saat Mitoma berhadapan langsung dengan Trent Alexander-Arnold. Menyebut dia sebagai pendribel mungkin terlalu halus, karena dia lebih cocok dilabeli peneror.
Hanya ada satu pemain yang memiliki catatan di atas Mitoma di lima liga top Eropa, yakni Lionel Messi. Dengan demikian, Mitoma berada satu level di bawah Messi.Â
Meski terbilang lambat berkarier di Eropa tapi Mitoma melakukan hal tepat. Ia lebih memilih memupuk dirinya dengan ilmu yang relevan dengan sepak bola. Tak salah jika saya penyebut Mitoma seorang ilmuwan dribel.Â
Mengapa demikian? Adalah hal umum jika seorang peneliti tidak hanya sekedar berteori di atas kertas, tapi praktik di lapangan. Mitoma telah melakukannya dengan baik.Â
Tak heran jika saat ini ia tengah menjadi buah bibir. Keahlian Mitoma dalam mendribel bola tidak boleh dianggap remeh. Tak hanya soal dribel, Mitoma juga impresif dalam mencetak gol.Â