Kesalahan passing kerap terjadi, bahkan saat melakulan build up. Akibatnya Kamboja beberapa kali melakukan serangan balik lewat kesalahan pemain.Â
Finishing juga harus diperbaiki karena pada laga kemarin Indonesia banyak membuang peluang yang seharusnya berbuah gol. Laga melawan Kamboja yang seharusnya menjadi lumbung gol justru sebaliknya.Â
Jangankan mencetak gol, pada laga itu meraih kemenangan saja sudah cukup. Untuk itu, semua aspek tersebut harus diperbaiki saat melawan Brunei.Â
Dalam dua pertandingan, Brunei sudah kebobolan 10 gol dan baru mencetak 1 gol saja. Itu artinya lini pertahanan Brunei buruk. Kombinasi umpan satu dua yang dipadukan dengan kecepatan cukup untuk bisa membongkar pertahanan Brunei.Â
Umpan satu dua lebih efektif jika dibanding long ball atau crossing. Apalagi pemain sayap kita seperti Egy dan Witan memiliki kemampuan menusuk dan bisa melakukan cut back.Â
Begitu juga dengan bek sayap yang diisi oleh Arhan atau Asnawi. Keduanya memiliki kemampuan menyerang yang baik. Kedua bek sayap itu bisa menjadi opsi pengirim umpan.Â
Gol pertama saat melawan Kamboja lahir dari umpan Arhan. Skema seperti itu harus diperbanyak. Variasi serangan juga bisa dilakukan di lini tengah yang diisi oleh Marc Klok, Ricky Kambuaya, Â dan Marselino.
Ketiga pemain itu bisa menjadi opsi untuk mengalirkan bola ke depan seperti gol kedua saat melawan Kamboja. Ricky Kambuaya dengan jeli mengirim umpan pada Marselino yang berujung gol dari Witan.Â
Tendangan jarak jauh juga bisa menjadi opsi andai pertahanan Brunei sulit ditembus. Tapi, ini menjadi opsi terakhir karena kualitas tendangan pemain kita tidak begitu bagus.Â
Rotasi pemain
Piala AFF memiliki jadwal padat. Pemain harus bermain 3 kali sehari yang tentu akan berpengaruh pada stamina pemain. Selain itu, rotasi juga sangat penting karena pada laga selanjutnya Indonesia akan bersua tim kuat Thailand.Â
Pemain yang tidak turun pada laga kemarin bisa dicoba. Misalnya Rachmat Irianto yang bisa saja mengisi slot bek kanan atau gelandang bertahan.