Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Catatan Penting di Balik Kemenangan Timnas Indonesia atas Kamboja

24 Desember 2022   09:12 Diperbarui: 24 Desember 2022   19:48 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia berhasil meraih kemenangan pada laga pembuka Piala AFF 2022 atas Kamboja dengan skor 2-1. | Source: Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay via Kompas.com

Indonesia melakoni laga perdana Piala AFF 2022 kontra Kamboja di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (23/12/2022) pukul 16.30 WIB. Indonesia keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1.

Laga pembuka tersebut spesial karena dihelat di Stadion Gelora Bung Karno. Ini menjadi debut perdana Shin Tae-yong di GBK setelah tiga tahun membesut skuad garuda. 

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga hadir memberikan dukungan. Tentu hal itu untuk memberikan dukungan moril pada pemain. Laga kemarin juga dihadiri sekitar 25 ribu penonton. 

Meski begitu, Indonesia tampil grogi pada awal laga. Beberapa pemain melakukan kesalahan passing, di sisi lain Kamboja tampil tenang di awal laga dan mampu mengontrol permainan. 

Indonesia membuka keran gol pada menit ke-7. Pratama Arhan mampu mengirim umpan dengan baik di sisi kanan pertahanan Kamboja dan Egy Maulana Vikri berhasil mengeksekusinya menjadi gol. 

Pada menit ke-15, Kamboja berhasil menyamakan skor melalui skema sepak pojok. Krya berhasil menyundul bola ke sudut kanan gawang dan tidak berhasil dijangkau oleh Nadeo. Skor kini imbang 1-1.

Intensitas permainan meningkat pada pertengahan babak pertama. Melalui skema serangan balik, Ricky Kambuaya berhasil mengirim umpan pada Marselino Ferdinan, Marselino kemudian mengirim umpan mendatar dan berhasil diselesaikan oleh Witan Sulaeman. 

Skor berubah menjadi 2-1. Hingga turun minum, skor tidak berubah untuk keunggulan Indonesia. 

Di babak kedua, Shin Tae-yong melakukan perubahan. Saddil Ramdani dan Iilja Spasojevic masuk menggantikan M. Rafly dan Egy Maulana Vikri. 

Meski begitu, Spaso terlihat belum klop dengan para pemain. Hingga babak kedua usai, skor 2-1 tidak berubah. 

Meski menang, permainan Indonesia tidak begitu bagus dan tentu ini menjadi tanda tanya apakah hasrat untuk juara itu akan terwujud atau tidak? 

Catatan

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pemain Indonesia terlihat grogi. Pada awal laga, passing pemain tidak terlalu bagus. Justru Kamboja yang mampu tampil tenang. 

Hal itu jelas berpengaruh dari liga yang berhenti selama dua bulan. Pemain tampil tidak maksimal. Selain itu, Indonesia juga tidak melakukan uji coba.

Sehingga kesalahan yang seharusnya terjadi pada laga uji coba justru terjadi pada laga sebenarnya. Finisihing juga menjadi masalah, setidaknya Indonesia bisa menang 4-1 andai Egy dan Witan mampu menyelesaikan peluang one on one dengan kiper. 

Selain itu, masalah fisik juga harus menjadi sorotan. Memasuki menit 70 ke atas, para pemain mulai bertumbangan. Akibatnya serangan balik Kamboja beberapa kali mampu membuat lini pertahanan Indonesia kocar-kacir. 

Transisi dari menyerang ke bertahan masih kurang berjalan dengan rapi. Ada beberapa pemain yang tampil di bawah performa terbaiknya.

Asnawi Mangkualam yang selalu tampil impresif di sisi kanan tampil kurang maksimal. Asnawi beberapa kali melakukan kesalahan passing, dan ia jarang naik melakukan serangan. 

Debut Spaso juga belum padu dengan pemain lain seperti Saddil. Chemistry Spaso dan pemain lain belum terbentuk. Bahkan ada satu momen di mana Spaso menahan bola di tengah sehingga momen menjadi hilang. 

Meski menang, akan tetapi secara permainan Indonesia tampil kurang meyakinkan. Sekali lagi ini tidak terlepas dari liga yang mandeg dua bulan ditambah tidak ada laga uji coba. 

Meski begitu, jika melihat pada beberapa turnamen ke belakang, permainan anak asuhan STY di awal laga selalu kurang meyakinkan, akan tetapi perlahan tapi pasti penampilan itu mulai berubah. 

Sepak bola Kamboja berkembang

Pertemuan kemarin adalah laga ke-18 bagi kedua tim. Indonesia berhasil meraih 17 kemenangan dan 1 kali imbang. Jika melihat ke belakang, Kamboja selalu menjadi lumbung gol. 

Akan tetapi, pada laga kemarin Indonesia harus menang susah payah. Mengapa demikian? Padahal dari sisi pemain dan pelatih jelas lebih unggul. 

Jawabannya sederhana, sepak bola Kamboja berkembang dan sebaliknya sepak bola Indonesia jalan di tempat.

Meski Kamboja kalah, permainan mereka baik. Bahkan ada perubahan dari sisi mental yang membuat Kamboja tidak down. Salah satunya adalah momen saat Kamboja menyamakan skor. 

Di sisi lain, warning jika sepak bola Kamboja telah bangkit adalah ketika Bali United dibantai 5-2 oleh Visakha di AFC. Klub asal Kamboja mempermalukan juara bertahan liga Indonesia di kandang sendiri.

Dari hal di atas, kualitas liga Kamboja jelas sudah meningkat begitu juga dengan Timnas mereka. Sepak bola Kamboja mulai berbenah terutama pada level liga. 

Mereka sadar dengan menciptakan liga yang baik maka Timnas yang baik juga akan terbentuk. Federasi sepak bola Kamboja mulai serius dan merekrut Satoshi Saito pada 2021 lalu. 

Saito bukan orang sembarangan, ia pernah bekerja sebagai manajer pemasaran FC Barcelona, Wakil Direktur Misi Khusus di Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), Direktur Pemasaran AFC, hingga Konsultan Pemasaran FIFA.

Tentu dengan segudang pengalaman itu Saito diharapkan bisa mengubah wajah sepak bola Kamboja. Langkah awal yang dilakukan oleh Saito adalah terkait lisensi klub dan perbaikan sejumlah fasilitas latihan. 

Selain itu, nantinya Liga Kamboja akan menerapkan standar tertentu bagi pemain yang ingin mentas di Liga Kamboja. Tentu hal itu untuk mendorong agar Liga Kamboja jauh lebih kompetitif. 

Di sisi lain, Liga Indonesia juga mengalami hal serupa. Meski tampil di kasta Liga Indonesia, justru masih banyak tim yang belum berlisensi AFC. Persib, Bali United, dan Persija bisa disebut cukup konsisten dalam hal ini. 

Pemberian lisensi jelas tidak mudah, tentu mencakup pula fasilitas klub seperti stadion hingga pembinaan usia dini. Jika dilihat, masih ada klub musafir dan klub gaib muncul di Indonesia. 

Misalnya RANS Nusantara FC, Bhayangkara FC, hingga Dewa United yang sejatinya klub yang lahir dari masalah lisensi. Entitias klub lama hilang dan pergantian nama klub masih legal.

Misalnya Cilegon United yang berganti menjadi RANS Nusantara, bergantinya nama itu jelas menghilangkan eksistensi klub asal Cilegon dan masyarakat sana tidak memiliki klub untuk didukung. 

Seharusnya jika suatu klub bangkrut, maka pemilik baru tidak boleh mengubah identitas apa pun. Hal itu jelas tidak etis dan hanya akan mempertahankan eksistensi klub gaib. Akibatnya jelas dari sisi lisensi AFC akan sulit diraih. 

Ironi memang, jika pada saat itu Indonesia selalu pesta gol ke gawang Kamboja, saat ini hanya mampu menang 2-1 dengan susah payah. 

Satu hal yang harus disadari, sepak bola Indonesia jalan di tempat dan sepak bola Kamboja berkembang. Bukan tidak mungkin Kamboja akan menjelma menjadi kekuatan baru seperti Vietnam. 

Lantas, apakah Indonesia hanya akan berkutat dengan izin, siaran, dan lain-lain? Jelas kondisi itu tidak akan membawa perubahan sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun