Jika misi tersebut gagal, menurut Kishibe divisi 4 akan bubar. Jika hal itu terjadi, maka Power dan Denji akan dibinasakan oleh Kishibe dalam pertarungan yang sebenarnya.Â
Panel kemudian berpindah pada pertemuan antara Kishibe dan Makima. Keduanya terlihat tengah minum teh. Secara garis besar, Makima memuji Kishibe karena telah melatih Denji dan Power.
Meski begitu, Kishibe menyatakan jika ia muak melatih mereka berdua. Hal itu karena ia selalu kesal setiap melihat anak didiknya mati. Hal sama pun mungkin akan terjadi pada Denji dan Power.Â
Di tempat lain, terlihat Katana Man tengah mengobrol dengan beberapa bawahannya. Sawatari dan Katana Man sudah siap dengan rencana baru untuk menghancurkan Denji dan divisi empat.
Senjata yang akan digunakan oleh keduanya adalah Zombie. Nah keberadaan zombie ini sebenarnya sudah muncul sejak episode pertama anime ini rilis.
Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu membayar hutang pada Yakuza. Jika zombie tersebut menggigit manusia, maka manusia yang digigit akan berubah menjadi zombie.
Makima akhirnya menemui orang tua pelaku penembakan atas dirinya. Menurut orang tua tersebut, Sawatari adalah yang memulainya. Anaknya tertipu karena akan melakuakn kontrak dengan gun devil melalui perantara Sawatari.
Menurut penuturan sang orang tua, ia telah membayar sebesar 20 ribu yen dan pengontrak akan mendapat senjata dan peluru. Makima kemudian meminta kepada orang tua itu untuk menuliskan semua nama anggota organisasi yang melakukan kontrak dengan gun devil.Â
Dalam pikiran si orang tua, tujuan Makima meminta nama tersebut tak lain karena mereka akan dipenjara. Hal itu karena Makima adalah devil hunter.
Padahal bisa saja Makima akan memakai mereka sebagai ritual medium ritual mengerikan seperti pada episode 9. Tapi, ketika Makima meminta nama anggota grup  Yakuza lain, si orang tua menolak.
Alasan menolak sendiri karena grup seperti Yakuza memiliki peran penting di Jepang, yakni untuk menjaga mafia luar datang. Lantas ia mengatakan jika pemburu iblis seperti Makima tidak akan tahu terkait hal itu karena pendidikan yang rendah.