Portugal harus menerima kenyataan pahit saat bersua tim kejutan Maroko di perempat final Piala Dunia 2022. Anak asuhan Fernando Santos itu harus takluk dengan skor tipis 1-0.
Di atas kertas, Portugal jauh lebih favorit dibanding Marokok. Apalagi dari sisi kualitas pemain jelas jauh berbeda. Akan tetapi, Piala Dunia Qatar seperti menjadi tuah bagi negara Afrika tersebut.Â
Sepanjang perjalanannya, Maroko tampil impresif. Mereka berhasil keluar sebagai juara grup F dengan 7 poin di atas Belgia dan Kroasia.Â
Portugal juga tampil cukup mengesankan dan berhasil menjadi juara grup H dengan 6 poin. Di babak 16 besar, Portugal melaju mulus setelah mencukur Swiss 6-1.
Sementara itu, Maroko harus bermain ekstra untuk bisa lolos. Mereka bermain 120 menit kontra Spanyol dan berhasil keluar sebagai pemenang melalui drama adu penalti.Â
Kiper Maroko, Bono tampil apik dengan melakukan tiga penyelamatan. Di perempat final, Maroko kembali tampil mengejutkan.Â
Portugal dibuat kerepotan untuk membongkar lini pertahanan Maroko yang kuat. Joao Felix beberapa kali menebar Ancaman melalui sepakan keras.Â
Akan tetapi, penampilan apik Bono di bawah mistar begitu apik. Beberapa peluang Portugal berhasil dimentahkan Bono termasuk peluang Cristiano Ronaldo di babak kedua.Â
Portugal tetap tidak bisa mebongkar kokohnya pertahanan Maroko. Hingga akhir babak kedua usai, Maroko tetap mempertahankan keunggulan 1-0.
Dengan begitu, Maroko menjadi tim Afrika pertama yang lolos ke semifinal. Kini sudah tiga tim dari tiga benua yang tampil di semifinal. Kehadiran Maroko jelas mendobrak dominasi Eropa dan Amerika Latin.Â
Sekali lagi, Maroko tampil mengejutkan dan memang pantas lolos ke semifinal.Â
Tangisan Ronaldo
Setelah laga usai, kedua tim sama-sama menangis. Bedanya tangisan Maroko adalah tangisan haru karena telah mengukir sejarah.
Sementara itu, para pemain Portugal menangis sedih karena harus angkat kaki lebih cepat. Pemain yang paling terpukul jelas sang bintang Cristiano Ronaldo.Â
Piala Dunia kali ini disebut sebagai piala dunia terakhir bagi sang pemain. Hal itu karena usia Ronaldo sudah tidak muda lagi. Dengan kata lain, ini adalah kesempatan terakhir bagi Ronaldo untuk melengkapi koleksi trofi di lemarinya.Â
Akan tetapi, mimpi itu harus dikubur oleh tim yang bernama Maroko. Selain itu, kegagalan Ronaldo kali ini dinilai sebagai akhir dari era pemain bintang itu.Â
Hal itu karena Ronaldo dinilai sudah tidak setajam dulu. Di Piala Dunia kali ini saja, ia mengawali dua laga melalui bangku cadangan. Statistiknya pun tidak terlalu mentereng karena hanya mencetak satu gol.Â
Selain itu, di level klub pun sama. Setelah perselisihan dengan Ten Haag, Manchester United kemudian mengakhiri kontrak dan Januari nanti Ronaldo resmi tidak memiliki klub.Â
Inilah akhir yang memilukan bagi Ronaldo. Pulang dengan tangan hampa di Piala Dunia dan tanpa klub di Januari nanti. Setiap pemain tentu ada masanya.Â
Diakui atau tidak, Ronaldo adalah salah satu pemain yang hebat. Setidaknya dalam satu dekade terakhir kita disuguhi duel dua bintang yakni Ronaldo dan Messi.Â
Kini era tersebut akan berakhir. Begitu juga dengan Messi. Ini adalah kesempatan terakhir bagi Messi untuk meraih gelar juara dunia.Â
Meski ini menjadi akhir dari era Ronaldo dan Messi, akan tetapi akan lahir era baru khususnya para pemain muda macam Kylian Mbappe atau Erling Haaland.Â
Mungkin ini adalah era terakhir bagi Ronaldo dan tidak bisa memenangkan gelar Piala Dunia. Akan tetapi bukan tidak mungkin ini adalah menjadi awal baru bagi Ronaldo setelah eranya berakhir.Â
Mungkin saja Ronaldo akan mengawali era baru itu sebagai pelatih. Dan pada posisi inilah sang bintang itu kembali mendapat peluang untuk meraih gelar juara dunia. Jika tidak sebagai pemain, mengapa tidak sebagai pelatih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H