Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mampukah Food Estate Hadapi Ancaman Krisis Pangan?

19 November 2022   07:29 Diperbarui: 21 November 2022   15:13 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada acara itu juga, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memaparkan jika singkong bisa menjadi penyelamat dari krisis pangan yang akan dihadapi nanti. 

Video yang beredar di media sosial menunjukkan Prabowo memamerkan beberapa produk olahan singkong, salah satunya dalam bentuk mie instan berbagai rasa. 

Namun apa yang disampaikan Prabowo menurut ahli sulit direalisasikan. Singkong telah dibudidayakan sejak zaman dulu tapi tidak mampu menggeser empat bahan pokok seperti beras, gandum, jagung, dan kentang. 

Singkong sendiri umumnya menjadi bahan olahan industri yang ujungnya menjadi bahan baku mie. Selain itu, alasan lainnya adalah masa tanam singkong cukup lama dibanding empat bahan pokok di atas. 

Untuk sekali panen, rata-rata singkong membutuhkan waktu sekitar 8-12 bulan. Sementara kentang dalam waktu yang sama bisa 2-3 panen. Apa yang disampaikan Prabowo di forum G20 tak lain adalah food estate yang digaungkan oleh pemerintah. 

Food estate merupakan salah satu objek vital nasional yang dicanangkan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan. Food estate disebut-sebut akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. 

Food estate merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2019-2024. Untuk mendukung itu pemerintah mengucurkan dana dari APBN sebesar 104 triliun. 

Salah satu kawasan yang menjadi objek food estate adalah Kalimantan Tengah. Nantinya sebanyak 30 ribu hektare lahan akan ditanami singkong yang disebut-sebut akan menjadi solusi menghadapi krisis pangan. 

Nyatanya pembangunan food estate penuh dengan kontroversi. Mulai dari regulasi, hingga pembangunanya yang cenderung antroposentris tanpa memerhatikan dampak lingkungan. 

Selain itu, pelibatan Kementerian Pertahanan juga menjadi sorotan. Pasalnya menurut hemat pribadi tak ada kolerasi antara Kemenhan dengan urusan pangan. Akan tetapi, proyek ini dilabeli sebagai objek vital nasional sehingga Kemenhan bisa masuk. 

Kontroversi 

Tentu untuk mewujudkan cita-cita di atas ada beberapa hal yang harus dibenahi, terutama lahan yang akan ditanami. Seperti yang diketahui, Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang tentu menyuplai asupan oksigen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun